RBG.ID - Google sebagai perusahaan teknologi ternama di dunia, dari tahun ke tahun tidak absen menyelenggarakan program Bangkit untuk memfasilitasi kreatifitas mahasiswa dalam membuat project berbasis IoT dan AI.
Tahun ini perwakilan dari program studi Statistika dan Sains Data IPB University yaitu Faadiyah Ramadhani dan Hanung Safrizal bersama dengan 5 anggota tim dari universitas nasional lainnya berhasil menciptakan aplikasi SkinCheck.AI.
Project ini terpilih sebagai best 20 tim, di antara lebih dari 700 tim yang mengikuti secara keseluruhan.
Baca Juga: Baim Wong, Paula Verhoeven dan 2 Anaknya Alami Kecelakaan Mobil di Jaksel, Begini Kondisinya
Melalui pindai selfie, perangkat tersebut mampu mendeteksi kondisi kulit pengguna sekaligus memberikan rekomendasi untuk memilih produk skin care mana saja yang paling sesuai untuk masing-masing kategori kulit yang dideteksi.
Aplikasi yang hampir sepenuhnya menggantikan peran dermatologist ini menjadi salah satu diantara 20 project unggulan Bangkit 2023 yang berhasill meraih pendanaan inkubasi sebesar $10 000 atau sekitar Rp140 juta dari Google dan Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).
Fase inkubasi tersebut menghasilkan aplikasi seluler revolusioner yang menggunakan teknologi pembelajaran mesin untuk memberikan diagnosis kulit yang akurat dan rekomendasi perawatan yang sesuai.
Aplikasi ini membuka pintu bagi pengguna untuk melakukan self-diagnosis permasalahan kulit wajah mereka dengan cepat dan mudah, menyediakan informasi yang akurat, dan tepat waktu.
Di samping itu, aplikasi ini juga membantu pengguna dalam mengelola perawatan kulit mereka dengan memberikan rekomendasi produk, rutinitas perawatan, serta pemantauan perkembangan kulit para pengguna.
Sehingga, SkinCheck.AI tidak hanya mengatasi masalah aksesibilitas terhadap perawatan kulit yang berkualitas, tetapi juga memberikan solusi yang efektif dan hemat biaya.
Baca Juga: 5 Fakta Siswa SMP di Banyuwangi Dibully oleh Kakak Kelas hingga Patah Tulang
Di sini lain, saat ini kalangan remaja pada khususnya sebagai kelompok konsumen yang elastis terhadap perubahan harga, mengalami kesulitan dalam menemukan skincare yang tepat dan murah untuk permasalahan kulit wajah mereka.
Aplikasi yang dirancang dari 16 Februari 2023 hingga 31 Juli 2023 ini berhasil memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dengan pemodelan convolutional neural network (CNN) sehingga dapat mengenali permasalahan kulit wajah melalui kamera smartphone.
Artikel Terkait
Kaesang Ketum PSI, Tidak Relevan Lagi Wacana Diusung jadi Wali Kota Depok
Kebakaran Pasar Leuwiliang Mesti Jadi Perhatian dan Pembelajaran bagi Pemda dan Perumda Pasar Tohaga
Fenomena Perundungan Makin Akut, Saatnya DPR Menaikkan Level Berpikir dengan Membentuk Pansus
ECOQUBE Solusi Menanam Tanaman di Lahan Sempit Karya Mahasiswa Universitas Brawijaya
Menunggu Langkah Bidak Catur Jokowi
Putra Pajajaran
Bagaimana Setelah Keputusan MK?