RBG.ID - Beberapa waktu lalu, saya berbincang dengan salah satu dosen eksentrik yang mengajar di kampus tempat dimana saya berkuliah, yaitu kampus Institut Teknologi dan Bisnis Visi Nusantara (ITB VINUS) Bogor.
Dalam perbincangan tersebut, ada salah satu pembahasan yang cukup menarik yaitu tentang lunturnya minat mahasiswa terhadap organisasi.
Kemudian saya mencoba membandingkannya dengan teman saya yang aktif berorganisasi dan berkuliah di salah satu kampus ternama di Bogor.
Baca Juga: Anggota KSP SB Diminta Kompak Meningkatkan Partisipasi RAT, Begini Penjelasannya
Beberapa mahasiswa memang masih tertarik untuk bergabung dalam sebuah organisasi, namun ternyata masih banyak pula mahasiswa yang menutup mata dan tidak mencoba mencari tahu apa itu organisasi serta apa manfaatnya jika bergabung dalam sebuah organisasi?
Saya memiliki asumsi bahwa fenomena ini sedang menimpa banyak kampus di Indonesia.
Seperti ada orientasi baru yang melatar belakangi mahasiswa-mahasiswa enggan terjun ke dalam dunia pergerakan.
Baca Juga: Begini Sosok Ayah dan Anak yang Ditemukan Tewas Membusuk di Koja di Mata Tetangga
Ketidaktertarikan mahasiswa untuk aktif dalam dunia pergerakan bisa saja diakibatkan karena organisasi-organisasi yang ada tidak memiliki nilai tawar lebih bagi para mahasiswa sehingga wajar saja jika organisasi dianggap tidak menarik di mata mereka.
Saat ini, banyak sekali pandangan yang mengungkapkan tentang organisasi kemahasiswaan sudah tidak diminati oleh para mahasiswa.
Alasannya pun beragam, mulai dari organisasi dinilai tidak dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, budaya rapat yang tidak efisien dan banyak membuang waktu serta budaya senioritas yang masih mengakar kuat dan mengungkung pergerakan organisasi tersebut.
Baca Juga: Begini Kronologi Penemuan Mayat Ayah dan Anak Balita yang Membusuk di Koja, Jakarta Utara
Kendati demikian, organisasi kemahasiswaan hari ini masih tetap relevan dan masih menjadi tempat terbaik untuk belajar di luar ruang kelas selama organisasi tersebut masih memiliki value dan kegiatan-kegiatan yang mampu mengembangkan soft skill bagi para mahasiswa.
Misalnya, intellectual growth. Suatu organisasi dapat di katakan sehat jika pengurus dan anggotanya giat mengadakan acara diskusi yang mana bertujuan untuk penguatan intelektual.
Artikel Terkait
Jabatan Bima Arya sebagai Wali Kota Bogor Dua Periode segera Berakhir, Vinus Ungkap Berbagai Warisan Masalah
Jika MK Kabulkan Gugatan Usia Minimal Syarat Calon Presiden dan Wakil Presiden, Vinus Ungkap 4 Dampaknya
Survei LS Vinus : Partai Gerindra Kuasai Kota Bogor, PKS Terlempar di Bawah Partai Golkar
Hasil Survei LS Vinus, Bima Arya Masih Rajai Elektabilitas Calon Wali Kota Bogor
Gugatan Batas Usia Capres dan Cawapres Dinilai Lebih Berorientasi Politik, Vinus Prediksi Hari Ini Ditolak MK
ITB VINUS Bogor Bekali Mahasiswa Baru Siap Hadapi Perkuliahan
Bantu ODGJ hingga Mantan Pecandu Narkoba, ITB Vinus dan Vinuscare Datangi Yayasan Bina Tauhid Darul Miftahudin