Semua kegiatan tersebut dicatat masing-masing sebagai data. Kemudian, hasilnya dianalisis setiap bulan.
Jika mereka paham mengaitkan data curah hujan dengan kondisi agroekosistem lahannya, tentu akan mengetahui dampak-dampaknya.
Termasuk pula bagaimana mencari solusinya.
’’Yang menekuni ini akhirnya ada yang memahami, misalnya La Nina, dia akan tahu harus tanam kapan supaya tidak kebanjiran waktu semai, tanam, dan juga panen,’’ jelasnya.
Baca Juga: Copet HP Emak-emak Dalam Angkot, Pria 51 Tahun Ini Diringkus Polisi
Dalam kegiatan tersebut, para petani juga mempelajari bagaimana melindungi lahan dan tanaman dari serangan hama serta bagaimana memilih komoditas dan varietas yang tepat sesuai kondisi iklim.
Misalnya, sudah saatnya musim hujan, namun ada El Nino yang menyebabkan musim hujan mundur dan terjadilah kekeringan.
’’Yang tidak tahu kondisi itu pasti akan tetap menanam padi, tapi yang tahu akan menggantinya dengan menanam jagung seperti yang terjadi di Sumedang. Mereka yang memaksa tanam padi di musim itu pun akhirnya gagal dan yang tanam jagung selamat,’’ ujarnya.
Dia setidaknya telah mengajarkan program tersebut, antara lain, ke Gunungkidul (2008), Indramayu (2009), Lombok Timur (2015), dan Sumedang (2018).
Di Gunungkidul dan Lombok Timur dia akui tidak berhasil.
’’Saya dulu mengajak di Indramayu itu 50 orang awalnya, tapi yang terus lanjut sekitar 20–25 orang. Yang sudah paham akan manfaatnya akhirnya juga terus lanjut sampai sekarang,’’ bebernya.
Mereka yang telah paham terkadang juga diajak untuk mengajarkan kepada petani di daerah lain. Bahkan, mereka telah membentuk organisasi yang berbadan hukum.
Di antaranya, perkumpulan petani tanggap perubahan iklim dari Indramayu dan Sumedang. Di sana setidaknya ada 50 petani pemandu.
Yunita menambahkan, untuk menyebarluaskan ilmu tersebut, pihaknya sudah mencoba membawa ke komunitas-komunitas petani yang lain. Termasuk mengajak dinas terkait serta mengenalkan kepada pemerintah.
Artikel Terkait
Potret Penyuluhan Pertanian di Bogor Selatan
Kementerian Pertanian Geber Genta Organik Jadi Solusi Pupuk Mahal
DPRD Kabupaten Deli Serdang Tiru Program Lingkungan Hidup dan Pertanian Kota Bogor
IPB University Jadi Kampus Terbaik Bidang Pertanian dan Kehutanan Tingkat Asia Tenggara
Penyaluran Kredit Baru Masih Tumbuh, Permintaan Sektor Perikanan dan Pertanian Tertinggi pada Kuartal I
HPSMI Gandeng Kementerian Pertanian Uzbekistan Kembangkan Mutual Scientific And Technical di Bidang Pertanian
Geger Anak Kambing Bermata Satu di Lombok, Begini Penjelasan Dinas Pertanian