Senin, 22 Desember 2025

Perlu Tahu Perbedaan El Nina dan El Nino Supaya Tidak Gagal Panen

- Kamis, 11 Mei 2023 | 20:27 WIB
Prof Yunita T. Winarto  (FOTO : SUGIH MULYONO/JAWAPOS)
Prof Yunita T. Winarto (FOTO : SUGIH MULYONO/JAWAPOS)

Semua kegiatan tersebut dicatat masing-masing sebagai data. Kemudian, hasilnya dianalisis setiap bulan.

Jika mereka paham mengaitkan data curah hujan dengan kondisi agroekosistem lahannya, tentu akan mengetahui dampak-dampaknya.

Termasuk pula bagaimana mencari solusinya.

’’Yang menekuni ini akhirnya ada yang memahami, misalnya La Nina, dia akan tahu harus tanam kapan supaya tidak kebanjiran waktu semai, tanam, dan juga panen,’’ jelasnya.

Baca Juga: Copet HP Emak-emak Dalam Angkot, Pria 51 Tahun Ini Diringkus Polisi

Dalam kegiatan tersebut, para petani juga mempelajari bagaimana melindungi lahan dan tanaman dari serangan hama serta bagaimana memilih komoditas dan varietas yang tepat sesuai kondisi iklim.

Misalnya, sudah saatnya musim hujan, namun ada El Nino yang menyebabkan musim hujan mundur dan terjadilah kekeringan.

’’Yang tidak tahu kondisi itu pasti akan tetap menanam padi, tapi yang tahu akan menggantinya dengan menanam jagung seperti yang terjadi di Sumedang. Mereka yang memaksa tanam padi di musim itu pun akhirnya gagal dan yang tanam jagung selamat,’’ ujarnya.

Baca Juga: 10 Nama Cawapres Ganjar Pranowo Digodok Megawati Soekarnoputri, Demokrat Tidak Sependapat dengan Usul PKS

Dia setidaknya telah mengajarkan program tersebut, antara lain, ke Gunungkidul (2008), Indramayu (2009), Lombok Timur (2015), dan Sumedang (2018).

Di Gunungkidul dan Lombok Timur dia akui tidak berhasil.

’’Saya dulu mengajak di Indramayu itu 50 orang awalnya, tapi yang terus lanjut sekitar 20–25 orang. Yang sudah paham akan manfaatnya akhirnya juga terus lanjut sampai sekarang,’’ bebernya.

Mereka yang telah paham terkadang juga diajak untuk mengajarkan kepada petani di daerah lain. Bahkan, mereka telah membentuk organisasi yang berbadan hukum.

Di antaranya, perkumpulan petani tanggap perubahan iklim dari Indramayu dan Sumedang. Di sana setidaknya ada 50 petani pemandu.

Yunita menambahkan, untuk menyebarluaskan ilmu tersebut, pihaknya sudah mencoba membawa ke komunitas-komunitas petani yang lain. Termasuk mengajak dinas terkait serta mengenalkan kepada pemerintah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X