Senin, 22 Desember 2025

Simak! Beberapa Pengaruh Puasa Ramadan Terhadap Kesehatan

- Kamis, 30 Maret 2023 | 06:02 WIB
Ilustrasi. (Foto: freepik)
Ilustrasi. (Foto: freepik)

Pada saat yang sama, obat biasanya diberikan dua sampai tiga kali sehari selama fase remisi.

BACA JUGA: Shireen Sungkar Ceritakan Momen Lucu Hadapi Drama Anaknya Saat Puasa

Puasa pada tahap ini biasanya tidak menimbulkan akibat yang serius. Pada penyakit usus lainnya, seperti sindrom iritasi usus (IBS) tanpa gangguan organik, puasa Ramadhan tetap bermanfaat.

Sebuah penelitian terhadap orang-orang yang beriman disebuah masjid di Jakarta menunjukkan bahwa, setelah berpuasa selama Ramadhan, gejala IBS (sakit perut dan diare disertai sembelit) sebelum puasa berkurang hampir dua kali lipat.

2. Saluran Pencernaan

Kontraksi usus berkurang setiap 2 jam selama puasa, sehingga puasa bermanfaat untuk kolitis spastik dan gangguan motilitas usus lainnya.

Kompleks motorik migrasi (MMC) adalah aktivitas motorik lambung dan usus kecil, yang berbeda secara signifikan dalam keadaan puasa atau baru saja makan.

MMC berasal dari perut dan bergerak ke distal melalui usus kecil. Pada keadaan puasa, MMC memiliki pola dominan yang disebut interdigestive myoelectric complex (IDMEC).

BACA JUGA: Menikmati Puasa Selama Musim Semi di Rusia, Mahasiswa Asal Bogor Ini Naik Subway Satu Jam Untuk Tarawih

IDMEC memiliki fungsi pembersihan yang melindungi lambung dan usus halus dari pertumbuhan bakteri yang berlebihan dengan mendorong makanan dan bakteri secara mekanis ke arah distal dan melumasi lambung dan usus halus dengan meningkatkan sekresi asam lambung, aliran empedu dan pankreas.


3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

GERD terjadi ketika lower esophageal sphincter (LES) melemah sehingga memungkinkan isi lambung, terutama asam lambung, mengalir kembali ke atas ke kerongkongan, yang dapat menyebabkan iritasi.

Berbuka puasa dapat mengurangi tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah (LES), menyebabkan refluks dan gejala.

Pada pasien dengan GERD yang terbukti secara endoskopi, pengobatan dengan inhibitor pompa proton seperti lansoprazole dan pantoprazole ditambahkan ke buka puasa dan sahur.

Jika penyakit refluks non-erosif atau GERD didiagnosis berdasarkan gejala saja, dosis PPI sekali sehari harus diberikan saat buka puasa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X