RBG.id - Mendidik anak dengan sikap keras kepala memang bukan hal mudah.
Banyak orangtua sering kali kewalahan saat menghadapi anak yang menolak melakukan hal-hal sederhana seperti mengerjakan tugas sekolah, merapikan mainan, atau mandi.
Meluapkan emosi dengan cara marah-marah tampaknya menjadi jalan keluar yang sering ditempuh, padahal cara ini tidak efektif dan justru bisa berdampak negatif bagi perkembangan anak.
Sikap keras kepala anak adalah bagian dari fase tumbuh kembang, terutama di usia 6-9 tahun.
Perilaku ini sering kali muncul karena anak ingin mengekspresikan kemauan mereka atau melihat batasan yang ada di sekitarnya.
Namun, penting bagi orangtua untuk memahami sifat anak sebenarnya bentuk anak belajar soal kebebasan dan batasan perilaku yang diterima secara sosial.
Berikut adalah sepuluh cara efektif menghadapi anak keras kepala tanpa harus marah-marah:
1. Dengarkan Anak dengan Baik
Anak keras kepala sering merasa, pendapat mereka tidak dihargai yang memicu perlawanan.
Cobalah beri perhatian penuh saat mereka berbicara tanpa menyela.
Baca Juga: Moms Bantu Si Kecil Kelola Emosi Sejak Dini, Yuk Jadikan Anak Tumbuh Bahagia dan Penuh Empati
Validasi perasaan mereka dan ketika mereka merasa didengar, mereka akan lebih terbuka untuk mendengarkan balik apa yang anda katakan.
2. Hindari Sikap Memaksa
Saat anak merasa terpaksa, otomatis mereka akan mengaktifkan mode perlawanan.
Alih-alih langsung melarang atau menyuruh, misalnya meminta anak berhenti menonton TV, beri peringatan dengan nada lembut, “Sayang, kamu punya 10 menit lagi, lalu waktunya berhenti, ya.”
3. Berikan Pilihan
Memberi pilihan yang terbatas membantu anak merasa memiliki kendali tanpa keluar dari batas yang diinginkan orangtua.
Contoh, saat anak enggan makan sayur, berikan pilihan sederhana yang membuat anak merasa terlibat sehingga lebih mungkin mengikuti tanpa merasa dipaksa.
Baca Juga: Thailand Temukan Residu Bahan Kimia Berbahaya di Anggur Shine Muscat, Bagaimana di Indonesia?
4. Tetap Tenang dan Sabar
Sikap keras kepala anak kerap membuat orang tua frustrasi, namun kemarahan hanya membuat masalah semakin rumit.
Sebaliknya, cobalah tarik napas dan atur nada suara agar tetap tenang.
Ketika anak melihat respons yang tenang, mereka akan belajar meniru sikap tersebut dan suasana lebih kondusif untuk berdialog.
5. Biarkan Anak Belajar dari Pengalaman
Pengalaman adalah guru terbaik. Jika anak ingin sesuatu yang mungkin akan mengecewakan, selama aman, biarkan mereka mencobanya dan alami konsekuensinya.
Misalnya, jika anak tetap ingin bermain meskipun Anda sudah mengingatkan akan lelah, biarkan.
Ketika mereka merasa lelah, mereka akan lebih paham pentingnya istirahat tanpa perlu dinasihati berulang kali.
Baca Juga: Anies Baswedan Kaget! Mantan Bos Tom Lembong Angkat Suara Terkait Kasus Korupsi Impor Gula
6. Ajak Bekerja Sama
Dengan mengajak anak bekerja sama, seperti dalam aktivitas membersihkan mainan atau memasak bersama, anak merasa dihargai dan memiliki peran.
Kalimat seperti “Ayo, kita lakukan bersama!” memberi mereka rasa tanggung jawab yang menyenangkan, membuat mereka lebih kooperatif dan bersedia mendengar arahan.
7. Bangun Diskusi
Mengajak diskusi memberi anak rasa dihargai dan melatih logika mereka. Jika anak menolak tidur, misalnya, tanyakan alasan dan jelaskan manfaat tidur. kemudian jelaskan dengan bahasa yang bisa mereka mengerti.
8. Ciptakan Lingkungan Positif
Suasana di rumah sangat berpengaruh pada suasana hati dan perilaku anak. Ketika anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih, pengertian, dan ketenangan, mereka akan merasa aman dan lebih tenang dalam merespons peraturan.
Menghindari pertengkaran di depan anak dan memberikan perhatian positif menjadi dasar bagi perkembangan mental mereka.
9. Pahami Cara Berpikir Anak
Orang tua sering lupa bahwa anak juga bisa mengalami stres, bosan, atau merasa tidak nyaman, yang mungkin membuat mereka bersikap keras kepala.
Contoh, jika anak sedang sulit fokus saat belajar, cobalah tanyakan, “Kamu lagi capek atau bosan? Mau istirahat sebentar?” Ini membantu mereka belajar mengenali dan mengungkapkan perasaan.
10. Ajarkan Perilaku Baik dengan Contoh
Anak-anak meniru apa yang mereka lihat, jadi penting untuk memberikan contoh nyata. Jika ingin anak rapi, perlihatkan kebiasaan rapi dari orang tua.
Ketika mereka mengikuti instruksi atau bersikap baik, jangan ragu memberi pujian tulus. Ini memperkuat perilaku positif dan mengajarkan anak untuk belajar dengan mengikuti contoh baik.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini secara konsisten, orangtua dapat membangun hubungan yang sehat dan penuh kasih dengan anak.
Sifat keras kepala yang muncul seiring perkembangan anak dapat diarahkan untuk membentuk karakter yang baik, seperti disiplin dan empati, asalkan dihadapi dengan kesabaran dan pendekatan yang tepat.***
Artikel Terkait
4 Fakta Menarik di Balik Sumpah Pemuda, Momen Bersejarah Perjalanan Bangsa Indonesia
3 Gedung Bersejarah Tempat Lahirnya Sumpah Pemuda, Jadi Saksi Bisu Perjuangan Kemerdekaan Bangsa
Sosok Soenario Sastrowardoyo, Kakek Dian Sastro yang Punya Peran Penting dalam Sumpah Pemuda
Mengatasi Anak Pemarah dengan Bijak: Ini 5 Tips Efektif untuk Bantu Si Kecil Kelola Emosi
Moms Bantu Si Kecil Kelola Emosi Sejak Dini, Yuk Jadikan Anak Tumbuh Bahagia dan Penuh Empati