Heboh Soal Anggur Muscat Hijau Diduga Mengandung Zat Berbahaya, Begini Saran Kementerian Kesehatan RI

RBG.id—Belakangan ini viral soal buah anggur muscat hijau yang disebut mengandung zat berbahaya.

Viralnya soal isu buah berwarna hijau itu berawal dari otoritas negara Thailand yang menemukan adanya dugaan terkait anggur muscat hijau mengandung bahan kimia, seperti pestisida.

Usai dilakukan uji terhadap 23 sample, hasilnya ternyata cukup mengejutkan.

Baca Juga: Menteri Hanif Faisol akan Stop Rumah Makan Dan Hotel Buang Sampah Ke TPA

Sebanyak 95,8 persen anggur muscat mengandung residu kimia yang berbahaya dan beracun.

Bahkan, salah satu sampel ditemukan mengandung zat klorpirifos, di mana zat tersebut adalah zat terlarang di Thailand.

Padahal buah anggur muscat ini menjadi buah yang sering dikonsumsi oleh orang di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Baca Juga: 5 Buah dengan Kandungan Gula Terbanyak, Sumber Energi Alternatif untuk Cukupi Nutrisi Harian

Kepala Biro Komunikasi Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Aji Muhawarman, menyatakan pihaknya telah melakukan kerja sama soal pengawasan terhadap komoditas pangan segar, baik dari dalam maupun luar negeri.

Pengawasan dilakukan menyusul hasil laporan laboratorium Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN) yang menemukan residu dari 14 jenis bahan kimia pada anggur muscat dengan konsentrasi melebihi batas aman 0,01 mg/kg.

"Terkait isu anggur muscat di Thailand dan Malaysia, Kemenkes RI akan berkoordinasi dengan Badan Karantina Indonesia dan Kementerian Pertanian sebagai pengawas komoditi pangan segar dari dalam dan luar negeri," ungkap Kepala Biro Komunikasi Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, dikutip RBG dari detikhealth, pada Rabu, 30 Oktober 2024.

Baca Juga: Rugikan Negara Rp400 Miliar, Ini Awal Kronologi Tom Lembong Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Impor Gula

Kemenkes RI juga mengingatkan risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh residu pestisida bagi manusia.

Meski dampaknya bergantung pada jumlah dan durasi paparan, risiko tersebut tetap perlu diwaspadai.