Malah, dia mengatakan, Komunitas Pegon sangat terbuka dengan anak-anak muda dari berbagai latar dan kalangan untuk menggairahkan semangat mempelajari sejarah keislaman.
”Jadi, kami ini ya seperti komunitas pada umumnya saja. Yang bisa video ikut bantu dengan membuat video-video menarik, yang jago fotografi membantu di dokumentasi. Tapi, tema yang kami garap tetap satu tentang sejarah,” ucap Ibnu kepada Jawa Pos secara terpisah.
Pria 29 tahun itu menambahkan, kegiatan dan publikasi ulang hasil penelitian di komunitasnya juga selalu berusaha dikemas semenarik mungkin dan kekinian.
Dengan begitu, semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk mempelajari dan mengetahui khazanah keislaman masa silam yang sangat kaya di bumi Nusantara ini.
”Yang paling senior di komunitas kami Mas Ayung. Itu saja masih 31 tahun. Saya 29 tahun. Anggota yang lain malah lebih muda-muda,” ujarnya. (*/c19/ttg)