Salah satunya pada 2016 saat Ayung dan tim bersilaturahmi ke rumah keluarga keturunan KH Saleh Lateng.
Kiai Saleh merupakan pendiri NU Banyuwangi. Kiai Saleh meninggal pada 20 Agustus 1952.
Dia adalah murid langsung Syaikhona Kholil Bangkalan yang juga merupakan guru Hadratussyekh Hasyim Asy’ari, pendiri NU.
Pada masa awal pendirian NU di Januari 1926, Kiai Saleh ditunjuk langsung oleh KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Chasbullah menjadi anggota muassis-mustasyar (tim formatur) pendirian NU.
Atas dasar sejarah dan ketokohan besar Kiai Saleh itulah, Ayung dan tim meyakini masih tersimpan banyak arsip penting di rumah keluarga besar Kiai Saleh yang berada di Banyuwangi. Saat ini pesantren Kiai Saleh sudah tidak aktif.
”Pihak keluarga sempat keberatan saat kami ingin membuka lemari kitab besar peninggalan Kiai Saleh Lateng. Butuh dua tahun pendekatan yang kami lakukan sampai akhirnya pihak keluarga merestui,” cerita Ayung.
Setelah mendalami satu per satu peninggalan Kiai Saleh itu, keyakinan Ayung dkk terbukti.
Di sana mereka menemukan salah satu karya besar ulama Nusantara pada pertengahan abad ke-19 yang menjadi salah satu koleksi kitab milik Kiai Saleh.