2. Keluar Secara Terus-Menerus
Ketika kantung ketuban pecah, cairan akan mengalir terus, meskipun dalam jumlah kecil. Berbeda dengan urin yang bisa dikontrol, air ketuban akan terus keluar tanpa bisa ditahan.
Baca Juga: Begini Cara Mencegah Penyakit Hipertensi, Ada Kaitannya dengan Kesehatan Mental
3. Tidak Menimbulkan Sensasi atau Dorongan
Pecahnya ketuban umumnya terjadi tanpa rasa sakit atau dorongan seperti ketika buang air kecil.
4. Terjadi Sebelum atau Bersamaan dengan Kontraksi
Ketuban bisa pecah sebelum kontraksi dimulai atau saat kontraksi awal berlangsung.
5. Dapat Disertai Lendir atau Flek Darah
Dalam beberapa kasus, air ketuban bisa mengandung sedikit lendir atau flek darah sebagai tanda awal persalinan.
Baca Juga: Awas! Ini Bahaya Paracetamol Pada Lansia dan Anak yang Jarang Diketahui, Salah Penanganan Bisa Fatal
Cara Membedakan Ketuban Pecah dan Pipis
Agar tidak salah mengira, ibu hamil bisa mengenali perbedaan antara air ketuban dan urin dengan cara berikut:
1. Perhatikan Warna dan Bau
- Air Ketuban: Bening atau kekuningan, tidak memiliki bau tajam.
- Urin: Berwarna kuning muda hingga gelap dengan bau khas amonia.
2. Perhatikan Volume dan Alirannya