Minggu, 21 Desember 2025

Heboh! Nomor WA Lapor Mas Wapres Tak Aktif, Siswa SMAN 2 Cibitung Justru Curhat Kasus Pungli Sekolah Lewat Medsos

- Kamis, 5 Desember 2024 | 14:22 WIB
Sosok Ronald Sinaga Alias Broron, Pegiat Medsos yang Viralkan Kasus Dugaan Pungli di SMA Cibitung. (Foto/Instagram @brorondm.)
Sosok Ronald Sinaga Alias Broron, Pegiat Medsos yang Viralkan Kasus Dugaan Pungli di SMA Cibitung. (Foto/Instagram @brorondm.)

 

RBG.id - Belakangan ini viral di media sosial sekolah SMA Negeri 2 Cibitung, Kabupaten Bekasi, diduga telah melakukan pungutan liar (pungli) terhadap siswa dengan dalih penggalangan dana untuk pembangunan pagar sekolah.

Besaran iuran yang diminta berkisar antara Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per siswa.

Dugaan pungli ini pertama kali diungkap oleh politisi PSI, Ronald Sinaga, melalui unggahan di akun X pribadinya, yang kemudian menarik perhatian publik.

Baca Juga: Mau Kulit Cerah Bebas Noda? Ini Dia Rahasianya, Kandungan Skincare yang Satu Ini Punya Segudang Manfaat Loh

Kasus ini diungkap oleh seorang siswa yang identitasnya dirahasiakan, ia mengungkapkan kepada Ronald Sinaga kalau ia sempat melaporkan dugaan pungutan liar (pungli) di SMAN 2 Cibitung melalui layanan Lapor Mas Wapres via WhatsApp.

Namun, siswa tersebut mendapati nomor layanan tersebut sudah tidak aktif.

Ia kemudian mengirim ulang pesan berisi kronologi dugaan pungli tersebut yang mengungkap praktik penarikan dana antara Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per siswa untuk pembangunan pagar sekolah.

Baca Juga: Meski Masih Muda, Hati-hati 7 Minuman Enak Ini Bisa Membahayakan Lambung Kalau Dikonsumsi Berlebihan, Yuk Simak

Dugaan pungutan liar (pungli) di SMAN 2 Cibitung dilaporkan sudah berlangsung berulang kali.

Sebelumnya, pihak sekolah meminta uang kepada orang tua siswa dengan alasan pembangunan pagar, tetapi hingga kini pagar tersebut belum terealisasi.

Pada tahun ajaran 2024/2025, sekolah kembali meminta biaya tambahan, kali ini dengan alasan untuk pengurukan tanah.

Baca Juga: Playing Victim! Karma Agus Buntung Makin Jadi Usai Tabiat Bobroknya Dibongkar Dosen, Sampai Didatangi Dinsos

Siswa yang melaporkan kasus ini merasa keberatan, menilai sekolah negeri seharusnya tidak membebankan biaya tambahan kepada siswa untuk pembangunan fasilitas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X