Pendekatan ini menekankan pada kesederhanaan dan keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam beribadah, yang diyakini sebagai bentuk paling mendekati sunnah Rasulullah.
Perbedaan jumlah rakaat Sholat Tarawih antara NU dan Muhammadiyah seharusnya tidak menjadi bahan perdebatan, tetapi justru menunjukkan kekayaan khazanah Islam yang memberikan keleluasaan dalam beribadah.
Baik 8 rakaat maupun 20 rakaat, yang terpenting adalah menjalankannya dengan khusyuk dan penuh keikhlasan.
Ramadan adalah bulan persatuan dan peningkatan spiritual, sehingga semangat toleransi dan saling menghormati dalam perbedaan harus selalu dijaga.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Perbedaan di antara umatku adalah rahmat." (HR. Al-Baihaqi)
Itu tadi alasan Sholat Tarawih NU dan Muhammadiyah berbeda dalam jumlah rakaat. Sobat RBG ikut yang mana?***
Artikel Terkait
Buya Yahya Menjawab: Apakah Air Ludah Tidak Boleh Ditelan dan Harus Dibuang Saat Puasa?
Fiqih Puasa Ramadhan: Ada 5 Lubang yang Harus Dijaga Saat Berpuasa, Ini Penjelasan Buya Yahya
Fiqih Puasa Ramadhan: Apakah Cabut Gigi Dapat Membatalkan Puasa? Ini Kata Buya Yahya
Apakah Memasukkan Ice Cream ke Dalam Mulut Dapat Membatalkan Puasa? Ini Kata Buya Yahya
Hanya 9 Orang Ini yang Tidak Wajib Berpuasa di Bulan Ramadhan, Fiqih Praktis Buya Yahya
Jelang Ramadhan, Perlukah Ziarah Kubuh dan Nyekar Makam? Ini Kata Ustaz Khalid Basalamah