RBG.ID - Malam satu Suro merupakan momen penting dalam budaya Jawa yang menandai pergantian tahun dalam penanggalan Jawa.
Malam ini dikenal bukan hanya sebagai awal tahun baru, tetapi juga sebagai waktu yang sarat makna spiritual dan nuansa mistis.
Ada berbagai larangan dan mitos yang hingga kini masih dipercaya oleh masyarakat sebagai bentuk kehati-hatian agar terhindar dari malapetaka.
Larangan-larangan ini diwariskan secara turun-temurun dan dipercaya bisa mendatangkan kesialan, gangguan gaib, hingga malapetaka, jika dilanggar.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Asal Usul Istilah 1 Suro dan Tradisi Sakral di Masyarakat Jawa
Berikut 8 larangan dan mitos yang masih dipercaya masyarakat Jawa saat malam 1 Suro:
- Dilarang Menggelar Acara Pernikahan
Malam satu Suro dianggap bukan waktu yang baik untuk melangsungkan sebuah acara besar atau hajatan, termasuk juga pernikahan.
Konon, menikah di malam ini bisa membawa sial atau kesialan dalam kehidupan rumah tangga. Waktu ini dianggap penuh aura mistis yang tidak mendukung acara bahagia seperti pernikahan.
- Dilarang Keluar Rumah di Malam Hari
Sebagian masyarakat meyakini bahwa keluar rumah saat malam satu Suro dapat mengundang mara bahaya atau membawa kesialan.
Energi malam yang dianggap berat dan kehadiran makhluk tak kasat mata membuat malam ini diyakini bukan waktu yang aman untuk bepergian.
- Dilarang Membangun Rumah
Membangun rumah atau memulai proyek besar pada malam 1 Suro diyakini bisa membawa kesialan.
Masyarakat percaya, memulai pembangunan di waktu ini dapat membuat rumah tersebut tidak membawa keberkahan atau dihuni oleh energi negatif.
- Dilarang Pindah Rumah
Pindahan rumah juga termasuk larangan yang dipercaya bisa mendatangkan nasib buruk. Banyak yang menghindari aktivitas besar seperti ini demi menghormati waktu yang dianggap keramat.
Baca Juga: Sudah Tayang Lho! 5 Fakta Menarik Tentang Squid Game Season 3, Punya Cerita yang Sangat Kelam!
- Dilarang Berbicara Kasar
Berbicara kasar atau berkata kotor dianggap bisa memicu datangnya energi negatif. Dalam keyakinan sebagian masyarakat, makhluk halus atau roh jahat mencari orang-orang yang suka melakukan keburukan, termasuk melalui ucapan.
- Dilarang Berisik atau Membuat Keributan
Tradisi seperti Tapa Bisu dan Mubeng Benteng yang dilakukan di Keraton Yogyakarta dilakukan dalam keheningan dan penuh kontemplasi.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk bisa menjaga ketenangan pada malam ini sebagai bentuk penghormatan terhadap spiritualitas malam satu Suro.
Baca Juga: Seperti Nonton Balapan Langsung! Sinopsis Film F1 The Movie (2025) Memiliki Pengalaman yang Seru
- Dilarang Memulai Usaha Baru
Sebagian masyarakat Jawa juga mempercayai bahwa memulai usaha atau bisnis baru pada malam satu Suro bisa membawa nasib buruk.
Ini karena tahun baru Jawa dianggap sebagai waktu untuk menyepi dan merenung, bukan untuk memulai sesuatu yang besar atau bersifat duniawi.
- Dilarang Memotong Rambut atau Kuku
Meski terdengar sepele, memotong rambut atau kuku pada malam satu Suro juga dianggap sebagai tindakan yang bisa mengundang sial.
Beberapa masyarakat Jawa meyakini tubuh dan jiwa harus "utuh" saat memasuki tahun baru agar terhindar dari gangguan roh halus.
Malam satu Suro bukan sekadar malam pergantian tahun, tetapi juga menjadi momentum untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, memperbaiki diri, dan menjaga etika hidup.***
Artikel Terkait
Bacaan Doa Minum Susu 1 Muharram, Hikmah Tradisi Penuh Berkah di Tahun Baru Islam
5 Keistimewaan dan Peristiwa Penting di Bulan Muharram yang Penuh Hikmah
Tahun Baru Islam 2025: 5 Tradisi Memperingati 1 Muharram di Berbagai Daerah di Indonesia
Kenapa Muharram Dipilih Menjadi Bulan Pertama Kalender Hijriyah? Ini Asal-Usulnya
Wajib Tahu! Ini Asal Usul Istilah 1 Suro dan Tradisi Sakral di Masyarakat Jawa