RBG.ID - Salah satu televisi Indonesia, TRANS 7 tengah menjadi sorotan usai salah satu programnya "Xpose Uncensored" menayangkan segmen yang menyinggung Kyai dan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.
Dalam cuplikan yang tersebar, terlihat para santri berjalan membungkuk dan mencium tangan seorang kiai hingga bolak balik.
Lantas, apa hukum mencium tangan ulama sampai bolak balik saat bersalaman?
Ulama karismatik Gus Baha menjelasakan tentang bagaimana hukum mencium tangan ulama sampai bolak balik.
Gus Baha menyebutkan jika salaman atau bersalaman termasuk sunnah Rasulullah SAW, bahkan dalam satu riwayat Nabi pun pernah disalami sambil dicium tangan-Nya.
"Riwayat Nabi pernah dicium tangannya bolak balik, tapi juga pernah tidak demikian", tutur Gus Baha seperti dilihat RBG.id dari video yang diunggah di kanal YouTube Santri Gayeng, 15 Oktober 2025.
Lalu, Gus Baha menyampaikan bahwa salaman dengan mencium tangan itu tidak mengapa selagi tidak ada rasa ujub.
Baca Juga: Gandeng PT KAI, Pemkab Bogor Perkuat Sinergi Pengembangan Transportasi Publik Terpadu
"Meski begitu saya setuju karena gimanapun salaman itu termasuk sunnah Nabi", ucapnya
"Tapi itu yang tidak ujub", tegas Gus Baha.
Lebih lanjut Gus Baha melihat salah satu prinsip Uwais Alqarnu yang mana dia tidak senang jika bersalaman dengan orang lain.
Bukan karena beliau sombong, namun justru hal demikian agar terhindar dari sifat sombong.
Baca Juga: Cari Tempat Camping Kids Friendly di Sekitar Bogor? Yuk Cek Infonya di Sini!
Karena sudah pasti jika ada orang bertemu dengan beliau pasti bersalaman dan beliau khawatir timbul rasa ujub karena merasa dihormati.
Melihat dari pendapat Uwais Alqarni ini yang menjadikan alasan Gus Baha tidak terlalu senang bersalaman apalagi sambil dicium tangan.
"Dan itu madzhab yang saya pakai (seperti Uwais Alqarni), ucap Gus Baha.
Gus Baha katakan jika disalami terus dicium tangan itu takut sampai pada batas kesombongan atau ujub karena merasa dihormati.
Gus Baha katakan jika disalami terus dicium tangan itu takut sampai pada batas kesombongan atau ujub karena merasa dihormati.
"Yang mencium rawan hina, yang dicium rawan ujub", ucapnya.
Kemudian Gus Baha pun mengambil jalur tengah, terkadang dia salaman, kadang pula tidak.
"Akhirnya saya mengambil tengah-tengah, kadang salaman kadang tidak", ujarnya.
"Saya memilih tengah-tengah itu sudah saya pikir. Makanya itu jadi madzhab saya", tegas Gus Baha.***
Artikel Terkait
Apakah Tidur Saat Puasa Ramadhan Sama Seperti Meninggalkan Maksiat? Gus Baha Bilang begini
Bolehkah Seorang Muslim Memakan Bekicot? Apakah Hukumnya Halal? Ini Kata Gus Baha
Ternyata Ini Hukum Mengonsumsi Bajing dalam Islam, Simak Penjelasan dari Gus Baha!
Bagaimana Hukum Puasa tapi Tidak Salat Tarawih, Apa Pahalanya Berkurang? Gus Baha Bilang Begini