Dianggap Hina Kyai dan Ponpes, Warga di Indramayu Gelar Salat Jenazah untuk Trans7, Warganet: Dikuburnya Dimana?

RBG.ID - Viral sekelompok warga di Indramayu menggelar salat jenazah bersama sebagai bentuk protes terhadap tayangan di stasiun televisi Trans7 yang dinilai menyinggung kalangan pesantren.

Dalam sebuah video dari akun Instagram @perspekshit, terlihat belasan pria dewasa mengenakan sarung dan peci berbaris rapi membentuk saf salat.

Di depan mereka, tergeletak sebuah guling yang dibungkus kain, diibaratkan sebagai jenazah.

Baca Juga: Pemkab Bogor Bakal Hidupkan Lagi CFD Tegar Beriman, Warga Antusias Sambut Agenda Akhir Pekan

Di atas jenazah tersebut, diletakkan selembar kertas bertuliskan tangan, TRANS7 DWI PUTRI.

Suasana menjadi begitu dramatis ketika seorang pria di barisan depan dengan lantang menyatakan niat mereka.

"Kami dari Jamiyah Jaosan Karangampel, Indramayu, mau melaksanakan salat jenazah untuk Trans7 dan Dwi Putri," ujarnya. "Mudah-mudahan keduanya hancur," lanjutnya, yang kemudian diikuti dengan seruan takbir, "Allahu Akbar!", oleh seluruh jemaah yang memulai salat.

Baca Juga: Gandeng PT KAI, Pemkab Bogor Perkuat Sinergi Pengembangan Transportasi Publik Terpadu

Aksi ini merupakan buntut protes keras usai menayangkan segmen yang menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur serta kiai dari pondok pesantren tersebut, Kiai Haji Anwar Manshur.

Usai video tersebut viral, banyak warganet yang mempertanyakan tindakan salat jenazah yang dilakukan oleh sekelompok warga di Indramayu tersebut.

"ini aliran apalagi?? makin hari kok makin makin" tulis akun @ndr_***

"Dengan kalian melakukan sholat jenazah seperti itu apa dampaknya ke Trans7??" ujar @dennis***

Baca Juga: Pimpinan Ponpes Dijuluki 'Walid Lombok' Usai Lecehkan 20 Santriwati, Kini Resmi Jadi Tersangka

"Apakah ada dalil ttg solat yg kyk di vidio" ungkap @widji***

"Dikuburnya dimana?" Tulis @agung***

Pihak Trans7 sendiri telah menyampaikan permohonan maaf secara resmi dan mengakui adanya kekeliruan dan berjanji akan melakukan evaluasi internal.***