Senin, 22 Desember 2025

Tanggapi SMA NTT yang Masuk Jam 5 Pagi, Pakar Medis: Bisa Turunkan Kualitas Siswa

- Rabu, 1 Maret 2023 | 11:00 WIB
Tangkapan layar DR. Andreas Prasadja, RPSGT (Sumber: @dokterprasadja - Instagram.com)
Tangkapan layar DR. Andreas Prasadja, RPSGT (Sumber: @dokterprasadja - Instagram.com)

RBG.id - Menanggapi permasalahan siswa SMA di NTT yang dituntut masuk jam 5 pagi, Dr. Andreas Prasadja, RPSGT menilai bahwa kebijakan tersebut salah. Sebab, bisa menurunkan kualitas siswa itu sendiri.

Bahkan, Andreas mengungkapkan jika kebijakan umum sekolah Indonesia untuk masuk pukul 7 pagi saja juga sudah salah.

"Di berbagai negara maju, jam masuk sekolah justru dimundurkan, jam 08:30, jam 09:00, alasannya kenapa? Ya untuk kesehatan tidur anak-anak ini, untuk kesehatan kualitas dari dewasa muda ini loh," ujarnya dalam keterangan pada Selasa (28/2).

BACA JUGA: Gubernur Wajibkan Siswa Masuk Pukul 05.30, Orang Tua Khawatir Keselamatan

Menurutnya, anak usia remaja dan dewasa muda memiliki kebutuhan tidur, mulai 8,5 sampai 9 1/4 jam.

Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka daya tahan tubuhnya bisa memburuk, performanya berkurang, dan berbagai risiko penyakit akan meningkat drastis, mulai dari penyakit jantung, kanker, dan pembuluh darah.

Oleh karena itu, ia menekankan 2 hal penting yang patut diperhatikan, yakni kecukupan tidur dan jam biologis anak.

BACA JUGA: Bakal Terapkan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Gubernur NTT: Cuma 2 SMA, Tidak Akan Mundur

"Jam biologis remaja dan dewasa muda jam 11 ke atas baru tidur. Dan ya cuma bangunnya harus siang, sehingga baru otak aktif sekitar jam 10 sedangkan di malam hari kalau dipaksa tidur jam 8/9 ya jamnya belum bangun," jelasnya.

Lebih lanjut, ia pun mempertanyakan pernyataan yang dibuat Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bahwa kebijakan mempercepat jam belajar tersebut bisa meningkatkan kualitas para siswa.

"Akan sulit, jadi pandangan bahwa kurang tidur, insomnia, pendek-pendekin jam tidur itu lebih produktif, lebih macho, lebih hebat, heroik, itu sudah kuno," tegasnya.

BACA JUGA: Hindari Paham Ekstrem, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Bahas Kualifikasi & Kapasitas Tenaga Pendidik Al-Quran

Menutup pernyataannya, Andreas menyampaikan solusi agar masyarakat lebih memperhatikan kesehatan tidur remaja dan dewasa muda.

"Dengan memperhatikan kesehatan tidur, justru menjadi langkah cerdas untuk meningkatkan produktifitas dan kesehatan," pungkasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X