RBG.ID – Sejumlah rencana disimulasikan untuk menekan biaya haji. Salah satunya, menghapus layanan katering bagi jemaah.
Sebagai gantinya, jemaah diberi uang tunai untuk bekal membeli makan sendiri.
Namun, menurut Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Ismed Hasan Putro, wacana penghapusan katering jemaah haji akan menimbulkan masalah baru.
Baca Juga: Atasi Kekurangan Dokter Spesialis di Pelosok, Unair Minta Pemerintah Beri Beasiswa PPDS
Yaitu, jemaah kerepotan membeli makanan sendiri sehingga bisa memengaruhi kekhusyukan beribadah.
”Sekarang tinggal dihitung mana yang paling besar risikonya jika memang itu solusi untuk menghemat biaya haji,” katanya.
Ismed menuturkan, membeli makanan sendiri bisa semakin merepotkan bagi jemaah lansia. Apalagi apabila memiliki penyakit penyerta sejak dari tanah air.
Baca Juga: BKKBN Ungkap Bidan Garda Terdepan Cegah Stunting
Tahun ini diperkirakan ada 62 ribu jemaah haji lanjut usia.
Untuk itu, dia mengusulkan, apabila layanan katering benar-benar dihentikan, perlu dipilah-pilah lagi.
Tidak seluruh jemaah haji membeli makanan sendiri.
Baca Juga: Pasca Gempa Turki Kontraktor Bangunan Mehmet Yasar Coskun Ditangkap Polisi
Tetapi, ada jemaah dengan kriteria tertentu yang mendapatkan paket layanan katering.
Ismed mengatakan, jemaah haji dengan usia di bawah 60 tahun dan tidak ada penyakit yang berat diberi uang pengganti layanan katering.
Artikel Terkait
153 Calon Jamaah Riau Batal Berangkat Haji, Ternyata Ini Penyebabnya
Pemerintah Diminta Turunkan Biaya Haji
Jadwal Lengkap Rencana Perjalanan Haji Tahun 2023
DPR Bongkar Kejanggalan Biaya Haji, Biaya Antar Stiker Rp 800 Juta hingga Wrapping Kursi Roda Rp 270 Juta
Saldo Investasi Badan Pengelola Keuangan Haji Rp 15 Triliun, Subsidi Haji Diusulkan Rp 14 Triliun