Atasi Kekurangan Dokter Spesialis di Pelosok, Unair Minta Pemerintah Beri Beasiswa PPDS

RBG.ID – Masalah kekurangan dokter spesialis di daerah-daerah terpencil belum teratasi.

Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) bersama Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) mengusulkan, adanya program khusus bagi peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS).

Program tersebut, diperuntukkan putra daerah agar setelah lulus PPDS, mereka dapat mengabdi di daerah tertinggal.

Baca Juga: BKKBN Ungkap Bidan Garda Terdepan Cegah Stunting

Diskusi terkait produksi dan distribusi dokter spesialis berkualitas untuk pulau terpencil tersebut menjadi topik hangat dalam Symposium Adventure and Remote Medicine dalam rangka memperingati 5 Tahun RSTKA Bersyukur di Aula FK Unair, Sabtu (11/2).

Direktur RSTKA, dr Agus Harianto SpB mengatakan, selama 5 tahun RSTKA berlayar mengunjungi pulau-pulau terpencil di Indonesia, telah banyak kontribusi yang diberikan.

Tapi, permasalahan terkait minimnya layanan kesehatan di daerah terpencil tidak pernah usai.

Baca Juga: Pasca Gempa Turki Kontraktor Bangunan Mehmet Yasar Coskun Ditangkap Polisi

Pemicunya, kekosongan dokter spesialis di rumah sakit.

’’Saat kami berkunjung, masalah layanan kesehatan masyarakat terbantu dan teratasi. Namun, setelah kami kembali pulang, kasus angka kematian ibu dan anak tinggi lagi. Begitu juga kasus-kasus lainnya,” jelas dia.

Karena itu, simposium tersebut digelar dengan menghadirkan berbagai institusi terkait untuk mencari solusi.

Baca Juga: Korban Tewas Pasca Gempa Turki Naik Lagi, PBB Desak Pembukaan Titik Bantuan

Sebelumnya, ada program wajib kerja dokter spesialis (WKDS) yang dikirim ke daerah-daerah. Namun, program tersebut hanya bertahan satu tahun. Kemudian, program WKDS berhenti.

’’Program WKDS selesai, angka kematian ibu meningkat berkali-kali lipat. Begitu juga angka kematian bayi,” ujarnya.