Namun, Mahfud menggarisbawahi, data yang bocor tidak masuk kategori rahasia.
”Nggak ada rahasia negara kalau saya baca,” ujarnya. Data yang bocor adalah data umum. Yang bisa diperoleh di banyak tempat dan sudah muncul di media massa. ”Jadi, belum ada yang membahayakan,” tambah dia.
Namun demikian, pemerintah masih akan melakukan pendalaman dan merapatkan persoalan tersebut.
Di sisi lain, kemarin tampak terjadi perubahan signifikan pada akun twitter milik TNI AD. Akun tersebut tidak lagi membagikan informasi seputar kegiatan dan program Angkatan Darat yang bisa dilakukan.
Saat dikonfirmasi terkait adanya upaya peretasan terhadap akun tersebut, Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Kolonel Arh Hamim Tohari menyampaikan bahwa yang terjadi adalah proses perubahan data.
Untuk urusan tersebut, TNI AD melibatkan pihak twitter. ”Kami sedang meningkatkan keamanan akun twitter official kami dengan melakukan perubahan data sesuai permintaan pihak twitter,” imbuhnya.
Sampai Senin (12/9), proses tersebut masih berlangsung. ”Masih dalam proses verifikasi data-data yang diperlukan. Mudah-mudahan proses itu segera selesai, sehingga akun twitter official TNI AD akan operasional secara normal,” tambah dia.
Di lain pihak, ramainya isu peretasan membuat TNI AL bersiaga. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan bahwa Satuan Siber (Satsiber) TNI AL.