Senin, 22 Desember 2025

Waspada, Sejumlah Daerah di Indonesia Mulai Krisis Air Bersih, Inilah Rinciannya

- Jumat, 28 Juli 2023 | 09:09 WIB
Kondisi air di Bendung Katulampa, Kota Bogor, yang sudah mulai kekeringan akibat musim kemarau. (Foto: Devina/Metropolitan)
Kondisi air di Bendung Katulampa, Kota Bogor, yang sudah mulai kekeringan akibat musim kemarau. (Foto: Devina/Metropolitan)

BNPB mendorong daerah-daerah yang mulai merasakan dampak dari kekeringan segera menetapkan status siaga darurat kekeringan sehingga bisa didukung operasi TMC untuk membasahi lahan maupun mengisi cadangan air.

Sedangkan, Direktur Air Minum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR Anang Mukhlis mengungkapkan, untuk mengatasi bencana kekeringan, khususnya di Direktorat Air Minum, pihaknya mempunyai kepanjangan tangan di setiap daerah.

Yakni adanya Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) di setiap provinsi.

Baca Juga: Makin Langka, Pertamina Tambah 1 Juta Tabung LPG 3 Kg untuk Jawa Timur

Di mana, di setiap BPPW untuk antisipasi bencana kekeringan telah tersedia mobil tangki air ( MTA) dan mobil instalasi pengolahan air yang jika diperlukan sewaktu-waktu bisa meluncur ke lokasi bencana.

"Di Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, kalau tidak salah juga ada antisipasi terhadap bencana alam kekeringan tersebut," terangnya.

Terpisah, Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyalurkan sejumlah bantuan untuk warga terdampak kekeringan. Salah satunya, di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Plt Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kemensos Adrianus Alla mengatakan, bantaun logistik telah dikirim sejak Senin (24/7) dari gudang logistik di Jakarta dan Jayapura menuju lokasi.

Baca Juga: Viral! ‘Kena Mental’ Usai Dapat Tekanan dari Atasan, Karyawan Pabrik di Banten Diduga Depresi

Bantuan disalurkan sebanyak 14 ton logistik.

Adapun jenis bantuan yang dikirimkan Kemensos meliputi makanan siap saji 4.000 paket, makanan anak 4.000 paket, lauk pauk siap saji 2.000 paket, sarden 25 dus, kornet 32 dus, sosis 83 dus, abon sapi 15 dus, biskuit 18 dus. Lalu, tenda gulung 500 lembar, pakaian anak (TK, SD dan SMP) 3.000 stel, pakaian dewasa 4.000 stel, celana dewasa 4.000 lembar, dan selimut 4.000 lembar.

”Yang paling dibutuhkan masyarakat adalah bahan makanan,” katanya.

Setidaknya, ada 7.500 jiwa warga di dua distrik tersebut yang terdampak kekeringan.

Menurutnya, usai mengalami fenomena hujan es pada awal Juni, tanaman umbi yang merupakan makanan pokok warga mengalami layu dan busuk.

Baca Juga: Dewan Pers Berharap Pendapatan yang Adil, SMSI Tegaskan Ini

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X