Senin, 22 Desember 2025

Dosen Teknik Industri Berjalan Kaki 2,5 Jam sambil Pikul Alat Seberat 40 Kilogram di Gorontalo

- Rabu, 14 Juni 2023 | 04:56 WIB
PEMERATAAN MUTU PENDIDIKAN: Dari kiri, Muhammad Sarlin, Ikhsan Hidayat, Candra Cuga, dan Muhammad Yasser Arafat beserta media pembelajaran SSP karya mereka.
PEMERATAAN MUTU PENDIDIKAN: Dari kiri, Muhammad Sarlin, Ikhsan Hidayat, Candra Cuga, dan Muhammad Yasser Arafat beserta media pembelajaran SSP karya mereka.

Namun, pada percobaan alat pertama, mereka sempat mengalami kegagalan. Terjadi ledakan pada inverter lantaran suhu yang terlalu panas.

”Karena LCD terlalu besar. Jadi kami buat lagi dengan LCD lebih kecil,” terangnya.

Pada SSP sendiri ada banyak fitur yang bisa dimanfaatkan. Selain materi pembelajaran melalui layar LCD, ada juga colokan AC yang bisa dimanfaatkan untuk printer, charger HP, bahkan lampu.

Sebab, SSP juga dilengkapi panel surya yang tenaga listriknya diperoleh dari sinar matahari.

”Kemudian memiliki speaker. Ini untuk memfasilitasi siswa mungkin kurang pendengarannya,” papar dia.

Tim yang dipimpin Ikhsan telah berhasil membuat tujuh unit SSP. Tujuh unit tersebut saat ini sudah tersebar di enam sekolah per 25 Januari 2023.

Yakni SDN 5 Bulango Ulu, SDN 12 Bonepantai, SDN 13 Bonepantai, SDN 10 Kabila Bone, dan SDN 5 Bulawa.

Sementara sisanya menjadi prototipe penelitian di UNG. Menurut Ikhsan, pembagian ini dilakukan oleh dinas pendidikan, sesuai kondisi sekolah yang paling membutuhkan.

Untuk hilirisasi lebih lanjut, Ikhsan mengaku mendapat tawaran dari Australia Award.

Lembaga di bawah naungan pemerintah Australia itu menawarkan untuk upgrading program dan proses penyebaran ke seluruh provinsi di Indonesia. Khususnya daerah-daerah 3T.

”Jadi, konsepnya kami yang buat. Nanti pengadaannya di provinsi masing-masing,” katanya.

Sementara itu, bagi Yasser, yang menjadi kendala cukup besar dalam program ini adalah penyalurannya.

Mengingat daerah-daerah 3T sangat sulit dijangkau. Dosen teknik industri itu mengaku harus berjalan kaki hingga 2,5 jam menuju SDN 10 Kabila Bone untuk mengantarkan SSP buatan mereka.

Masalahnya, berat seluruh alat tersebut bisa mencapai lebih dari 40 kilogram, 36 kilogram di antaranya merupakan berat baterainya.

Belum rangka, laptop, speaker, dan lainnya. ”Dan itu harus dipikul karena kendaraan tidak bisa masuk,” kenangnya. (*/c9/ttg)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X