Budi menambahkan, penerima beasiswa PPDS bagi putra daerah itu tetap melalui seleksi.
Tapi, FK Unair akan memberikan afirmasi atau kelonggaran kepada mereka.
“Mungkin kalau nilai TOEFL-nya masih kurang dikit, akan kami terima. Kelonggaran ini diberikan karena tidak semua dokter mau ditempatkan di kepulauan,” ucapnya.
BACA JUGA:Begini Tanggapan Manajer Soal Raffi Ahmad Dikaitkan dengan Kasus Gratifikasi Rafael Alun
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Timur dr Erwin Astha Triyono SpPD KPTI menuturkan, secara angka Jatim memang kekurangan dokter spesialis cukup banyak.
Tapi, ada banyak variabel yang perlu dihitung di setiap kabupaten/kota.
Termasuk kemampuan kabupaten/kota dalam membiayai tenaga kesehatan di wilayah masing-masing.
“Kami akan bantu dalam bentuk pola pemetaan sehingga nanti sinkron semua variabel yang ada. Mudah-mudahan lima tahun ke depan bisa terealisasi secara bertahap,” ujarnya.
Erwin mengungkap, program AHS FK Unair dan FK UB yang bekerja sama dengan Pemkab Gresik dan Sumenep itu menjawab empat tantangan sekaligus.
Empat tantangan itu di antaranya produktivitas, mutu, distribusi, dan kesejahteraan dokter spesialis. (jpc)
Ikuti berita menarik lainnya di Google News.
Artikel Terkait
Viral Netizen Ungkap Masalah Dokter Indonesia Hingga Dibandingkan dengan Dokter Singapura
Kiky Saputri Dihujat Gegara Dinilai Kurang Membanggakan Dokter Indonesia, Dibela Dokter Tirta
Belum Siuman, Dokter Sebut David Alami Trauma Saraf Berat Usai Dianiaya
Viral Minum Oralit Sebelum Berpuasa Dibolehkan, Ini Penjelasan dari Dokter Denta
Kemenkes dan IDI Beda Data Dokter Spesialis, Loh Kok Bisa? Inilah Penjelasannya