RBG.ID - Pemilu 2024 berpotensi ditunggangi kepentingan kelompok ekstrimis bahkan terorisme.
Hal itu menjadi salah satu isu yang akan diantisipasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) setahun ke depan.
Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar mengatakan, meski kelompok ekstrimis menolak legalitas pelaksanaan pemilu, namun mereka tetap berupaya menciptakan kekacauan melalui pemilu.
Baca Juga: Inilah Daftar Kekayaan Pejabat Pemkot Bogor, Sekda jadi Terkaya, Kadis Koperasi UMKM Termiskin
Tentu dengan memanfaatkan suhu politik yang memanas.
"Ada itu. Sudah ada perubahan strategi dari peluru (teror langsung) ke kotak suara," ujarnya dalam Dialog Kebangsaan bersama Parpol dalam Persiapan Pemilu di Jakarta.
Bahkan, lanjut Boy, pihaknya mensinyalir ada sejumlah oknum ekstrimis yang sudah masuk ke dalam partai politik.
Baca Juga: Soal Kekayaan Rp 67,9 Miliar, Sekda Kota Bogor Syarifah: Ibu Lagi Cuti Jumat Besok Baru Masuk
Untungnya, partai politik yang terindikasi disusupi ekstrimis gagal lolos dalam verifikasi calon peserta pemilu di KPU RI.
Salah satu yang berpotensi ditunggangi adalah isu SARA yang akan memecah belah masyarakat. Mereka berharap terjadi kekerasan di masyarakat.
"Ini satu siasat jaringan yang terafiliasi kelompok intoleran untuk bisa menjadi bagian dari pesta demokrasi untuk masuk ke dalam pesta demokrasi kita," imbuhnya.
Baca Juga: Harta Sekda Kota Bogor Rp 67,9 Miliar, Kopel Tegaskan Harusnya Ada Pemeriksaan
Untuk meminimalkan agenda tersebut, pihaknnya menggandeng KPU, Bawaslu, dan partai politik.
Harapannya, semua stakeholder bisa mencegah pola kampanye politik yang berorientasi pecah belah melalui isu identitas.
Artikel Terkait
Diserang Teroris, 15 Jamaah Masjid Syiah di Iran Meninggal Dunia
Putin Ikut Berduka atas Serangan Teroris di Shiraz
Penyelidikan Bom di Pusat Imigrasi Inggris Diambil Alih Polisi Anti Teroris
Ratusan Tentara Aljazair dan Rusia Gelar Latihan Militer Anti-Teroris Terbesar
Kelompok Separatis Teroris Tembak Dua Pengendara dari Belakang, TNI dan Polri Lakukan Ini