RBG.id – Aksi teror terhadap redaksi Tempo terus menjadi tanda tanya besar.
Hingga kini, belum diketahui siapa dalang di balik pengiriman kepala babi dan enam bangkai tikus ke kantor media tersebut.
Insiden yang terjadi dalam rentang tiga hari ini semakin memunculkan kekhawatiran terkait keselamatan jurnalis dan kondisi kebebasan pers di Indonesia.
Peristiwa pertama terjadi pada Rabu, 19 Maret 2025, saat Tempo menerima kiriman kepala babi dalam kardus berlapis styrofoam.
Baca Juga: Malam Lailatul Qadar 2025 Kapan? Ini Ciri-ciri dan Doa yang Dianjurkan Rasulullah
Paket itu ditujukan kepada Francisca Christy Rosana (Cica), wartawan desk politik sekaligus host podcast Bocor Alus Politik.
Tiga hari kemudian, pada Sabtu, 22 Maret 2025, kantor Tempo kembali mendapat kiriman mencurigakan.
Kali ini, enam bangkai tikus dengan kepala terpenggal ditemukan dalam kotak kado bermotif bunga mawar merah.
Agus, petugas kebersihan Tempo, awalnya mengira kardus tersebut berisi mi instan. Namun, saat dibuka, isinya justru sangat mengejutkan.
Baca Juga: Teror Berlanjut! Setelah Kepala Babi, Redaksi Tempo Dikirimi 6 Bangkai Tikus Tanpa Kepala
"Ketika dibuka, isinya kepala tikus," ujar Agus. Ia kemudian melaporkan temuan ini kepada petugas keamanan.
Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, menegaskan bahwa dua peristiwa ini bukan kebetulan, melainkan bentuk teror terhadap kerja jurnalistik yang sedang dilakukan redaksinya.
"Ini adalah ancaman nyata terhadap kebebasan pers," ujar Setri.
Artikel Terkait
Jurnalis Tempo Dikirimi Kepala Babi, Ikatan Wartawan Hukum Kecam Aksi Teror Pembungkaman Kerja Pers
Dewan Pers Soal Kantor Tempo yang Dikirimi Kepala Babi: Ini Dilakukan oleh Pihak yang Terpojok
Kantor Tempo Dikirimi Kepala Babi dengan Kedua Telinga Terpotong, Dewan Pers: Ini Jelas Teror
Tidak Tinggal Diam, YLBHI Minta Polisi Ungkap Dalang Teror Kepala Babi yang Dialami Jurnalis Tempo
YLBHI Semprot Sikap Pemerintah dalam Menangani Isu Teror Terhadap Pers, Tempo Dikirimi Kepala Babi
Ancam Kebebasan Pers, Respon Istana Soal Teror Kepala Babi ke Tempo Tuai Kontroversi: Masak Saja!