Dia menilai, sering kali pendidik pada program spesialis hanya mahir di klinis tapi tidak punya kemampuan sebagai pendidik.
Sehingga, mereka akan mengajar sesuai pengalaman yang didapatnya. Pernah menempuh pendidikan doktoral di bidang medical education, membuatnya sedikit banyak memahami bagaimana pendidikan di bidang kesehatan ini berjalan.
”Dulu diajari sama seniornya dengan dibentak-bentak, maka ketika jadi pendidik maka cara itu yang dilakukan,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, ia mengusulkan agar pendidik klinis harus memiliki sertifikasi. Artinya mereka harus belajar lagi teori pendidikan.
”Sebab kemampuan klinis saja belum cukup untuk melakukan transfer knowledge. Pendidik klinis itu harus punya metode bagaimana membimbing dan mentoring mahasiswanya,” pungkas legislator dapil Jawa Tengah III tersebut. (idr/lyn/mia)
Artikel Terkait
Update Kasus Mahasiswi FK Undip yang Meninggal Tak Wajar: 9 Rekan Korban Sudah Diperiksa hingga Terungkapnya Kasus 3 Tahun Silam
Fakta Baru Kasus Meninggal Tak Wajar Aulia Risma Lestari, Ada Pungutan Liar hingga Rp40 Juta di PPDS Anestesi FK Undip
MIRIS! Kemenkes Ungkap Dugaan Dokter Aulia Risma PPDS Undip Dipalak Senior Rp40 Juta Per Bulan, Warganet Tuntut Keadilan
Kemenkes Rilis Hasil Investigasi Kematian dr Aulia Risma, Dekan FK Undip Tidak bisa Praktik Klinis
Menkes Sebut Perundungan Pelecehan Terjadi di PPDS Undip
Lagi-lagi Undip! Puji Cipta Pertiwi Diduga Lakukan Penipuan, Donasi Rp40 Juta untuk Bayar UKT Malah Buat Beli iPhone dan Dugem
Siapa Puji Cipta Pertiwi? Mahasiswi UNDIP yang Gunakan Uang Donasi Biaya UKT untuk Dugem