Waduh.. Kementerian Kesehatan Menerima 1.000 Laporan Perundungan, Akui Tidak Semua Kasus Dibuka ke Publik

Dalam beberapa kali kesempatan, beberapa pihak menolak ada kaitan bunuh diri Dokte Aulia Risma karena kasus perundungan semasa pendidikan dokter spesialis.

Baca Juga: Menyala King Indo! Maarten Paes Bisa Perkuat Timnas Indonesia Lawan Arab Saudi di Piala Dunia 2026

Bahkan ada sesama PPDS anastesi yang menampik temuan hasil investigasi Kemenkes yang menyebut ada iuran hinga Rp 40 juta untuk senior.

Menanggapi ini Dante meminta agar menunggu hasil keputusan investigasi kepolisian.

“Kami ingin bahwa perundungan itu tidak akan ada di program pendidikan dokter spesialis di seluruh Indonesia ya,” ujarnya.

Sementara kasus tewasnya dokter Aulia Risma telah ditarik dari Polrestabes Semarang ke Polda Jawa Tengah (Jateng).

Kasi Humas Polrestabes Semarang Kompol Agung Setyo Budi menuturkan bahwa kasus tewasnya dokter Aulia telah dilimpahkan ke Polda Jateng.

"Reskrimum Polda Jateng, ke Pak Kabidhumas saja lebih jelas," ujarnya.

Sementara Kabidhumas Polda Jateng Kombespol Artanto mengatakan bahwa dalam kasus dokter Aulia didalami tiga kasus, yakni kematian, perundungan, dan pungutan atau pemalakan.

"Kita terus selidiki dan dalami informasi sekaligus bukti yang didapatkan," paparnya.

Dipastikan belum ada kesimpulan apapun terkait kemungkinan pidana dalam kejadian tersebut.

Saat ini telah ada sepuluh saksi yang diperiksa terkait kasus tersebut.

"Batang bukti juga sudah dikantongi," terangnya kemarin.

Dia mengatakan, semua akan berkembang seiring koordinasi antara Polda Jateng dengan Kemenkes.

Diketahui bahwa Kemenkes memberikan data ke Polda Jawa Tengah soal tewasnya dokter Aulia.