Bukan Orang Sembarangan, Ini Sosok Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Jadi Tersangka Korupsi Timah, Komisaris hingga Koleksi Mobil Mewah

RBG.ID - Harvey Moeis, suami dari aktris Sandra Dewi, menjadi pusat perhatian publik setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkannya sebagai tersangka.

Dalam kasus dugaan korupsi terkait tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk dari tahun 2015 hingga 2022, pada Rabu (27/3/2024).

Selain Harvey Moeis, kasus ini juga melibatkan dua tersangka lainnya. Salah satunya adalah MRPT, yang sering disebut dengan inisial RZ, mantan Direktur Utama PT Timah Tbk pada periode 2016-2021.

Baca Juga: Ketua MUI hingga Warganet Ancam Boikot Film Horor Kiblat Dilarang Tayang di Bioskop Indonesia, Simak Sinopsis dan Para Pemainnya!

Sedangkan tersangka lainnya adalah EE, yang dikenal dengan inisial EML dan pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Timah Tbk pada periode 2017-2018.

Tak hanya itu, dari lingkungan swasta yang dikenal sebagai salah satu daerah dengan konsentrasi orang kaya yang tinggi, Pantai Indah Kapuk (PIK). 

Ia Helena Lim, yang menjabat sebagai Manajer PT QSE, juga telah diumumkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi timah.

Simak Profil Harvey Moeis Suami Sandra Dewi

Harvey Moeis, lahir pada 30 November 1985, merupakan anak dari pasangan Hayong Moeis dan Irma Silviani.

Dia memiliki latar belakang keturunan Makassar, Papua, dan Ambon. Pada 8 November 2016, Harvey Moeis menikahi Sandra Dewi.

Baca Juga: Disini Kamu Bakal Disuguhkan Lanskap Panorama Alam dari Atas Bukit, Ini Dia 3 Rekomendasi Wisata di Bogor

Pernikahan mereka menarik perhatian publik karena diadakan secara mewah dengan tema Cinderella di Cinderella’s Castle, Disneyland, Tokyo, Jepang.

Selain sebagai pasangan selebriti, Harvey Moeis juga dikenal sebagai seorang pengusaha tambang. Dia menjabat sebagai presiden komisaris perusahaan batu bara PT Multi Harapan Utama.

Selain itu, Harvey Moeis juga memiliki saham di beberapa perusahaan batu bara lainnya, antara lain PT Refined Bangka Tin, PT Sariwiguna Bina Sentosa, PT Stanindo Inti Perkasa, CV Venus Inti Perkasa, dan PT Tinindo Inter Nusa.