Ketika disodori opsi KB pria, yang banyak diketahui adalah kondom.
Lalu, ketika ada penjelasan terkait vasektomi, rata-rata yang mendengarkan akan mengernyitkan dahi.
Di situlah tugas motivator di kelompok KB pria.
”Oh, manuke ora dipotong?” ucap Mansur menirukan reaksi orang yang pernah mendengarkan sosialisasi vasektomi.
Kelompok KB pria juga menyosialisasikan vasektomi di kelompok ibu-ibu.
Seperti bapak-bapak, banyak juga persepsi yang salah dengan vasektomi.
Ada yang khawatir performa di ranjang akan menurun atau malah suaminya sering pegal linu.
”Maklum, banyak mitos. Faktanya banyak yang sudah vasektomi karena sudah tidak ada pikiran akan ’jadi’ malah menjadi rileks dan lebih prima,” tutur pria 52 tahun tersebut.
Hajib menyatakan bahwa dukungan semua pihak dalam menyukseskan KB pria itu harus dilakukan.
Terutama untuk menyebarkan informasi yang valid dari manfaat vasektomi.
Dorongan dari pemerintah, menurut dia, cukup efektif.
Misalnya, di Kota Blitar, setiap pria yang ikut vasektomi akan diberi reward uang saku atau ganti rugi karena dia tidak bekerja selama pemulihan pasca tindakan.
”MUI yang semula melarang sekarang memberikan fatwa boleh vasektomi karena salurannya itu bisa disambung lagi kalau mau punya anak lagi. Tapi, ini bayar sendiri,” ucapnya.
Hadirnya motivator dari bapak-bapak yang sudah vasektomi ternyata mendorong minat pria lain.
Hajib saat dihubungi Jawa Pos pada 11 Juli lalu menyebut sudah ada tiga orang yang rencananya mau vasektomi.
Artikel Terkait
IBI Bojongsari Depok Targetkan Seratus Akseptor KB
Pemkot Depok Dorong 50 Persen Warga Ikuti Kampung KB
Kampung KB Kasih Ibu RW14 Bojongsari Depok Juara Terbaik Ketiga di Jabar
Selama Dua Bulan, Pemkab Sumedang Layani 13.661 Akseptor Pelayanan KB
Ledakan Penduduk Ancam Kota Bekasi, 285.489 Pasutri Ogah KB
Bus Rombongan Wisata Anak-Anak KB-TK Tabrak Musala dan Rumah Warga, 15 Korban Luka-Luka
Rechecking Tingkat Jabar, Kampung KB Cimahpar Bogor Dinilai