RBG.ID, BEKASI - Ledakan jumlah penduduk di Kota Bekasi bakal tak bisa dihindari di tahun mendatang. Pasalnya, ratusan ribu pasangan usia subur mengaku enggan menggunakan alat kontrasepsi. Padahal, pemerintah berupaya menekan laju jumlah penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB)
Bagi masyarakat kota metropolitan seperti Bekasi, laju pertumbuhan penduduk tidak hanya berdasarkan angka kelahiran, tapi juga disumbang oleh urbanisasi. Maka, saat jumlah penduduk tidak bisa dikendalikan, berbagai masalah muncul akibat kepadatan penduduk, salah satunya berkaitan dengan lapangan pekerjaan serta masalah sosial lainnya.
Sedangkan pada aspek ketahanan keluarga, pengendalian angka kelahiran di tiap keluarga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dari sisi ekonomi dan kesehatan. Berdasarkan data sensus penduduk di tahun 2020, jumlah penduduk Kota Bekasi mencapai 2,54 juta jiwa, bertambah 208 ribu jiwa sejak tahun 2010.
Hasil pendataan tahun 2021, total jumlah keluarga di Kita Bekasi sebanyak 538.658, indikator penggunaan kontrasepsinya belum separuh, atau 47,1 persen atau sekitar 253.658 Pasangan Suami Istri (pasutri). Dengan kata lain, masih ada sekita 285.489 pasutri yang tidak menggunakan alat kontrasepsi atau belum berniat ikut program KB
"Untuk indikator penggunaan kontrasepsi kita menggunakan modern kontrasepsi prevalence rate (CPR) 47,1 persen. Tapi, ini akan proses penambahan terus sampai akhir tahun," kata Kabid Keluarga Berencana pada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bekasi, Dezy Syukrawati.
Mayoritas peserta KB aktif adalah perempuan, sementara untuk laki-laki angka partisipasinya masih sangat kecil. Dari target program sebanyak 27 orang, baru tercapai tiga orang, atau 0,11 persen saja.
Program KB ini kata Dezy, bertujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk serta memberikan ketahanan keluarga. Dari sisi jumlah penduduk ini, salah satunya akan berdampak pada ketatnya persaingan lapangan pekerjaan, jumlah lapangan pekerjaan yang terbatas tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja.