Pompa-pompa itu bertugas menyedot air, lalu mengalirkan ke kolam retensi untuk mengatasi rob yang masuk di area pelabuhan.
Di Tanjung Emas, ada tiga titik kolam retensi yang menampung aliran air dari pompa-pompa tersebut.
Baca Juga: Desakan Evaluasi Sistem PPDB Terus Menguat
Hardianto menjelaskan, pengoperasian puluhan pompa tersebut di-back up 13 genset.
Dengan begitu, ketika listrik PLN padam, semua pompa masih beroperasi.
Program adaptasi dengan rob juga dilakukan dengan membangun tanggul di enam titik persinggahan kapal.
Baca Juga: Shin Min Ah dan Kim Woo Bin Kompak Donasikan Rp1,18 Miliar Bantu Korban Banjir di Korea Selatan
Mulai Terminal Samudra, Terminal Nusantara, Terminal Pelabuhan Dalam, Terminal Petikemas, Terminal Curah, hingga Dermaga Pelra.
Terbaru, saat ini dilakukan pengerjaan normalisasi saluran di area pelabuhan.
”Serta pelebaran saluran U-ditch,” tambah Hardianto.
Dalam waktu dekat, Pelabuhan Tanjung Emas juga mengembangkan alat sensor ketinggian air laut.
Dengan begitu, ketinggian air bisa di-update langsung setiap waktu.
Pria asal Semarang itu menjelaskan, periode rob yang paling diantisipasi pihaknya adalah Mei dan Desember.
Di dua periode tersebut, air laut dalam kondisi pasang maksimum hingga air bisa meluber ke dermaga.
Artikel Terkait
Penemuan Kukang di Dermaga Palabuhanratu Bikin Nelayan Bingung
Satu Unit Kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa Dermaga IX Hangus Terbakar
Kapal Feri Hantam Jembatan Dermaga Pelabuhan Bastiong di Ternate Hingga Ambruk
Wow! Maulana, Siswa SMA Negeri 3 Semarang Berhasil Diterima di 21 Universitas Ternama Dari 8 Negara
Fans JKT48 Meninggal Saat Berdesakan Nonton Konser Di Semarang, Tinggalkan Duka Mendalam Bagi Keluarga
Kronologi Meninggalnya Fans JKT48 di Semarang Menurut Keterangan Polisi
Fans Meninggal, Konser JKT48 Summer Tour di Semarang Ternyata Tidak Kantongi Izin