Berapa Harga Pertalite, LPG 3Kg dan Listrik Jika Tidak Disubsidi? Berikut Rinciannya

RBG.id - Pemerintah telah menggelontorkan subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp218 triliun hingga 31 Agustus 2025.

Anggaran besar ini digunakan untuk menjaga agar masyarakat tetap bisa menikmati harga energi dengan tarif terjangkau, meski harga keekonomian sebenarnya jauh lebih tinggi.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan, skema subsidi dan kompensasi selama ini membuat selisih antara harga pasar dengan harga jual ke masyarakat ditanggung negara.

“Pemerintah menanggung selisih antara harga keekonomian dan harga yang dibayar masyarakat melalui pemberian subsidi dan kompensasi, baik energi maupun non-energi,” ujarnya dalam rapat kerja bersama DPR RI di Jakarta, Selasa (30/9).

Baca Juga: Tegas! Menkeu Purbaya Sebut Pertamina Malas-malasan, Doyan Bikin Proyek Kilang Minyak Mangkrak

Ia juga menilai penerapan subsidi untuk kebutuhan energi masyarakat perlu pengawasan penuh pihak-pihak terkait.

Lantas, berapa harga-harga kebutuhan energi tersebut jika tidak disubsidi oleh pemerintah? Berikut rinciannya.

1. BBM, LPG, dan Minyak Tanah

Dari berbagai komoditas energi, bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu yang paling banyak menyerap subsidi.

Harga keekonomian solar seharusnya Rp11.950 per liter, tetapi di SPBU dijual Rp6.800.

Artinya, 43 persen biaya ditanggung pemerintah atau setara Rp5.150 per liter.

Baca Juga: Daftar Tanggal Merah di Bulan Oktober 2025, Apakah Ada Libur Nasional atau Cuti Bersama?

Pertalite juga dijual di bawah harga pasar. Dari harga normal Rp11.700 per liter, konsumen hanya membayar Rp10.000 berkat subsidi Rp1.700 per liter atau sekitar 15 persen.

Minyak tanah bahkan mendapat subsidi hingga 78 persen. Dari harga Rp11.150 per liter, masyarakat cukup membayar Rp2.500.