RBG.ID - Pelindo Regional 3 meninggikan jalan, membangun tanggul, dan mengoperasikan puluhan pompa untuk menjaga aktivitas Pelabuhan Tanjung Emas agar tak terganggu pasang laut serta rob.
Pengoperasian pompa pun diawasi 24 jam. SEPULUH tahun lalu, kondisi yang terjadi pada Jumat (14/7) pagi lalu itu hampir pasti akan menghentikan aktivitas bongkar muat.
Sebab, ketinggian pasang laut tak sampai 1 meter saja, air sudah masuk ke bibir dermaga Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
Baca Juga: Panser Biru Kampanyekan Antirasisme
Tapi, tidak pada Jumat pagi lalu itu.
Meski Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menginformasikan terjadinya pasang air laut berketinggian 0,8 meter, bongkar muat kayu di Pelabuhan Dalam, Tanjung Emas, tetap berlangsung seperti biasa.
Glori Sutomo, koordinator lapangan bongkar muat kayu, pun tetap bisa melaksanakan tugas mengecek kayu-kayu yang turun.
Baca Juga: aespa Dikabarkan Akan Rilis Single Digital Bahasa Inggris Bulan Depan
Sebelum kemudian dimasukkan ke truk menggunakan crane.
”Tentu (kalau air masuk dermaga) sangat mengganggu aktivitas bongkar muat kayu,” papar pria 43 tahun tersebut.
Pasang air laut yang diikuti rob adalah kehendak alam.
Baca Juga: PSSI Pastikan Ada Sanksi bagi Suporter Tamu yang Nekat Datang
Namun, adaptasi yang dilakukan beberapa tahun ke belakang membuat Tanjung Emas jadi lebih siap menghadapi kondisi tersebut.
Faisal merasakan sekali perubahan itu.
Artikel Terkait
Penemuan Kukang di Dermaga Palabuhanratu Bikin Nelayan Bingung
Satu Unit Kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa Dermaga IX Hangus Terbakar
Kapal Feri Hantam Jembatan Dermaga Pelabuhan Bastiong di Ternate Hingga Ambruk
Wow! Maulana, Siswa SMA Negeri 3 Semarang Berhasil Diterima di 21 Universitas Ternama Dari 8 Negara
Fans JKT48 Meninggal Saat Berdesakan Nonton Konser Di Semarang, Tinggalkan Duka Mendalam Bagi Keluarga
Kronologi Meninggalnya Fans JKT48 di Semarang Menurut Keterangan Polisi
Fans Meninggal, Konser JKT48 Summer Tour di Semarang Ternyata Tidak Kantongi Izin