Hardianto tak memungkiri ketika pasang air laut dan rob memang masih terjadi genangan di beberapa titik jalan area pelabuhan.
Itu disebabkan rembesan air yang muncul dari saluran serta intensitas curah hujan yang cukup tinggi.
Namun, genangan tersebut maksimal empat jam telah surut.
Berdasar kajian tim teknik, memang ada penurunan tanah di wilayah Pelabuhan Tanjung Emas setiap tahun.
Besarannya 10–13 sentimeter.
Yang terbaru di Terminal Petikemas yang mengalami penurunan 3 sentimeter.
Fakta tersebut membuat pengoperasian pompa dan revolusi adaptasi terhadap rob semakin penting.
Otomatis pula mereka yang berada di balik pengoperasian memegang peran krusial.
Staf Peralatan dan Instalasi Pelabuhan Tanjung Emas Hizkia Pandhega mengatakan, dalam sehari puluhan pompa dicek hingga enam kali.
Bila ada kerusakan, langsung dilakukan penggantian alat.
Pengoperasiannya pun diawasi petugas selama 24 jam.
”Dibagi menjadi tiga sif,” ujar pria 31 tahun itu.
Ega, sapaan akrabnya, menambahkan, setiap pompa telah dipasangi double filter untuk menghindari sampah yang merusak.
”Petugas juga rutin melakukan pembersihan,” katanya.
Di sisi lain, Pelindo Regional 3 ikut pula berpartisipasi dalam penanggulangan rob di Kota Semarang.
Artikel Terkait
Penemuan Kukang di Dermaga Palabuhanratu Bikin Nelayan Bingung
Satu Unit Kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa Dermaga IX Hangus Terbakar
Kapal Feri Hantam Jembatan Dermaga Pelabuhan Bastiong di Ternate Hingga Ambruk
Wow! Maulana, Siswa SMA Negeri 3 Semarang Berhasil Diterima di 21 Universitas Ternama Dari 8 Negara
Fans JKT48 Meninggal Saat Berdesakan Nonton Konser Di Semarang, Tinggalkan Duka Mendalam Bagi Keluarga
Kronologi Meninggalnya Fans JKT48 di Semarang Menurut Keterangan Polisi
Fans Meninggal, Konser JKT48 Summer Tour di Semarang Ternyata Tidak Kantongi Izin