Empat faktor itu adalah respon kebijakan BI, terkendalinya inflasi barang impor (imported inflation), hasil koordinasi pemerintah pusat dan daerah, serta kebijakan fiskal.
‘’Memang belum akan 4 persen tapi mulai sekarang sudah mendekati 4 persen. Bulan lalu sudah 4,9 persen, nanti akan turun yang kemungkinan itu kami bisa yakini mulai Agustus di bawah 4 persen,’’ bebernya.
Perry menambahkan, inflasi volatile food turun dari 7,62 persen secara tahunan pada Februari 2023 menjadi 5,83 persen pada Maret 2023.
Menurut dia, tekanan inflasi yang terus menurun dipengaruhi dampak positif kebijakan moneter Bank Indonesia yang pre-emptive dan forward looking serta sinergi pengendalian inflasi antara pusat dan daerah.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini menuturkan, perkembangan inflasi pada Ramadan dan Idul Fitri tahun ini, relatif lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, kecuali tahun 2020 dan 2021.
Namun, dia menggarisbawahi perlu mewaspadai terhadap kenaikan harga beberapa komoditas yang mungkin terdampak tingginya permintaan menjelang Lebaran.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Voli Putra Indonesia Melawan Tim Grup A di SEA Games 2023
‘’Seperti tarif angkutan udara, daging sapi, daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, dan lainnya,’’ tambah Pudji. (dee/dio)
Komoditas Dengan Andil Terbesar di Bulan Perayaan Idul Fitri
Juni 2019
Cabai merah: 0,20 persen
Ikan segar: 0,05 persen
Tomat sayur: 0,04 persen
Artikel Terkait
Kendalikan Inflasi, Pemkot Bogor Siapkan 6 Langkah Jitu
DIPA Jabar 2023 Fokus Pengendalian Inflasi
Inflasi Depok Naik 6,06 Persen, Ini Penyebabnya
Pemerintah Buka Transparansi Data Guna Dorong Atasi Inflasi Daerah
Guna Jaga Inflasi IHK, BI dan Pemerintah Sepakati 5 Langkah Strategis Ini
PD Pasar Tohaga Siapkan Gerakan Tekan Inflasi
Kendalikan Inflasi, BI dan Pemprov Jatim Luncurkan Program Digdaya Amukti Palapa