RBG.ID – Petani tebu resah dengan rencana impor gula yang akan dilakukan pemerintah.
Padahal, musim giling baru saja dimulai.
Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen mengatakan, petani tebu menyatakan tidak setuju terhadap rencana bongkar muat gula impor di wilayah penghasil tebu.
Baca Juga: Inter Milan Rugi karena Selebrasi Romelu Lukaku yang Berakhir Diusir
Misalnya, Jatim yang memasok 50 persen gula nasional.
’’Kami mendengar bahwa akan ada impor white sugar yang masuk ke (Pelabuhan) Tanjung Perak. Kami sudah mengirim surat terbuka untuk Ibu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa, Red) untuk menolak produk tersebut berlabuh di Jatim,’’ tegasnya.
Menurut Soemitro, langkah memasukkan gula dari luar negeri ke Jatim sungguh tidak masuk akal.
Baca Juga: Menara Kudus Simbol Akulturasi dan Toleransi, Ramadan Ini Titik Berat Kegiatan pada Dakwah
Sebab, stok gula di kawasan tersebut sudah memasuki musim giling yang diawali dengan kegiatan di Pabrik Gula Kebon Agung, Malang.
Di sisi lain, APTRI mencatat masih ada stok lebih dari 200 ribu ton.
Dengan semua angka tersebut, pasokan bagi masyarakat Jatim masih aman dalam 4–5 bulan ke depan. Yang jadi masalah, kondisi oversupply bakal membesar jika gula impor masuk.
’’Dampaknya, harga produk lokal bisa tertekan jauh. Karena itu, kami berharap pemerintah bisa melindungi kami para petani rakyat,’’ tuturnya.
Baca Juga: Sebelum Beli, Cek Daftar Harga Emas Batangan Antam Hari Ini yang Naik Rp 10.000
Sekretaris Jenderal APTRI Nur Khabsyin menambahkan, secara nasional, stok gula konsumsi per Desember 2022 sudah mencapai 1,9 juta ton.
Artikel Terkait
Tak Mau Kena Diabetes? Ini Batasan Gula Harian yang Boleh Dikonsumsi
Polsek Sukabumi Berikan Bantuan Tongkat Kruk Pengidap Penyakit Gula
5 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula
Menkes Sebut Penyakit Gula Itu Jelek Sekali!
Pohon Aren Langka, Produksi Gula Merah di Jatinunggal Sumedang Menurun
Cidarma Sumedang Canangkan Jadi Kampung Gula Aren
Kue Apem Tape Gula Merah Mekar dan Empuk, Begini Cara Buatnya!