8. Setelah wadah dibuka, uji peroksida harus dilakukan secara berkala, juga harus diberi label tanggal pengujian dan tanggal pengujian ulang.
9. Jangan gunakan wadah lama yang berisi bahan kimia pembentuk peroksida atau wadah yang tidak bertanggal tanpa pengujian.
Baca Juga: Warga RT 04 Grand Sutera Leuwiliang Bogor Meriahkan HUT Ke 78 Kemerdekaan RI, Begini Keseruannya
10. Jika Anda melihat cairan kental atau padatan kristal dalam bahan kimia pembentuk peroksida, segera hentikan penggunaannya dan dapatkan bantuan dari HSEO. Mungkin saja kristal-kristal ini peka terhadap goncangan, gesekan, atau benturan dan dapat meledak.
11. Selalu pakai alat pelindung diri yang tepat di laboratorium. Pengguna lab harus memakai kacamata pengaman yang melindungi mata mereka dari pecahan kaca dan bahan kimia yang meledak.
12. Untuk setiap pengaturan percobaan yang menggunakan pelarut yang sangat mudah terbakar, sebaiknya dilakukan di dalam lemari asam kimia yang berventilasi baik untuk mencegah akumulasi uap yang mudah terbakar. Selempang lemari asam juga melindungi pengguna lab dari bahan kimia yang berpotensi meledak.
Artikel Terkait
Mahasiswa IPB Meninggal Setelah Terbakar di Laboratorium, Begini Hasil Penyelidikan Polres Bogor
Usut Musibah Mahasiswa Tewas Terbakar saat Penelitian di Laboratorium, IPB University Bentuk Tim Khusus
Laila Atika Sari Mahasiswi Pascasarjana IPB yang Meninggal Setelah Terbakar Ternyata Wisudawan Terbaik Sarjana
Luka Bakar 67 Persen, IPB Beberkan Kronologi Tewasnya Mahasiswa S2 Saat Lakukan Penelitian di Laboratorium
DPR Bakal Panggil Rektor IPB Buntut Tewasnya Mahasiswi Saat Melakukan Penelitian di Laboratorium
Mahasiswa IPB Terbakar Saat Lakukan Analisis Lemak, Kenali Metodenya Yuk
Mahasiswa IPB Terbakar Saat Penelitian, Berikut Penyebab Ledakan yang Mungkin Terjadi