Selain itu, KMPA juga membangun 232 Rumah Sementara Keluarga (Ruraga) untuk menjawab kebutuhan pengungsi akan ruang pribadi.
Berukuran 4x6 meter persegi, Ruraga dilengkapi dengan ventilasi udara dan jendela, sekolan air, dan rangkaian listrik.
"Ruraga dirancang senyaman mungkin sehingga berfungsi sebagai rumah pada umumnya. Dibangun dengan rangka kayu kaso, berdinding, dan atap terpal," ujar Iqbal.
Ruraga dibangun dengan melibatkan warga sekitar.
Tiap warganya akan diberi upah guna kembali memutar roda perekonomiannya pascagempa.
BACA JUGA: Hampir Punah, Kemendikbudristek dan Kemendagri Prioritaskan Revitalisasi Bahasa Daerah
Selama pembangunan Ruraga, KMPA telah menyiapkan bahan pokok makanan serta perlengkapan dapur untuk warga Sarampad dan Barukaso.
Uang donasi yang diberikan tiap minggu akan dibelanjakan guna memenuhi kebutuhan pangan kampung-kampung tersebut.
Selain itu, ada sejumlah fasilitas umum yang juga dibangun, seperti tempat pembuangan sampah, tempat bermain anak-anak, dan mushola.
BACA JUGA: Lantik 12 Pejabat Baru di Lingkungan Kemendikbudristek, Sesjen Kemendikbudristek Amanatkan Hal Ini
Aris menyebut kejadian gempa yang lalu memberi jeda dalam pengevaluasian penataan wilayah.
KMPA sudah melakukan sosialisasi terhadap warga untuk memulai penataan kembali di Barukuso sejak 16 Januari 2023.
"Rumah warga akan kembali dibangun dengan struktur tahan gempa dan diberi jarak antarrumah sehingga memberikan ruang untuk jalur evakuasi," pungkasnya.
Artikel Terkait
Peringati Hari Musik Nasional, Kemendikbudristek Fasilitasi Insan Musik Lewat Sejumlah Inisiatif
Kemendikbudristek Peringati Hari Musik Nasional dengan Beragam Kegiatan Menarik Bertema Musik
IPB dan SPUA Lakukan Kerja Sama Pengembangan Pendidikan Vokasi di Bidang Pertanian
Tandatangani MoA, IPB Lanjutkan Kerja Sama Bio-Business Field Practice (BBFP) Bersama FIAFS TUA
Luar Biasa! 6 Mahasiswa IPB Berhasil Menangkan Kompetisi Business Case 'Marketeers Innovation Challenge 2023'