Bila semua gerakan ini memang diniatkan untuk memenangkan salah satu calon diatas calon yang lain, hal ini sebenarnya sah bila dilakukan oleh tim sukses si calon tersebut.
Namun bila ini faktanya dilakukan oleh unsur elite yang berada dalam internal kekuasaan yang saat ini menjabat, saya pribadi melihat Muhammadiyah Kabupaten Bogor sudah keluar jalur dan sudah tidak lagi menempatkan adab dan etika organisasi sebagai jalan dakwah gerakan.
Dari beberapa catatan janggal di atas, saya merasa Muhammadiyah Kabupaten Bogor sedang merubah bentuk dirinya menjadi gerakan ormas politik praktis.
Baca Juga: Pencairan THR Pegawai Pemkab Bogor Paling Lambat H-4 Idul Fitri 2023
Hal ini boleh jadi juga disebabkan karena Ketua Umum PDM Kabupaten Bogor hari ini adalah mantan salah satu anggota partai politik.
Dengan gambaran kejanggalan di atas, bukan tidak mungkin, karakter beberapa oknum kader seperti ini bisa menjadi penyakit sosial khususnya menjelang Pemilu dan Pilkada 2024 mendatang, dimana dengan baju Muhammadiyahnya, mereka berpotensi memperjualbelikan persyarikatan bertukar dengan kepentingan pribadi yang bersifat pendek dan tidak berdampak bagi Muhammadiyah samasekali.
Baca Juga: Bagi Kalian yang Akan Berlibur, Ini Tips Jalan-Jalan Saat Bulan Ramadan
Namun saya ingin memastikan, seberapa jauh persyarikatan ini akan dilelang dalam pasar politik nanti? Semua ini bisa saja terjadi hanya jika “kandidat” yang telah didesain untuk terpilih itu, yang juga orang Leuwiliang itu, benar-benar pada akhirnya terpilih melalui usaha dan tipu daya yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur “agama” yang menjadi basis gerakan utama Muhammadiyah sendiri sebagai persyarikatan Islam.
Baca Juga: Ini Tips Sikat Gigi Saat Bulan Puasa dan Cara Menyikat Gigi agar Gusi Tidak Berdarah
Semoga realitas ini bisa dilihat secara komprehensif oleh banyak pihak khususnya keluarga besar persyarikatan Muhammadiyah di tingkat akar rumput, bahwa keilmuan dan pengalaman berorganisasi kelompok oknum elite Muhammadiyah Kabupaten Bogor, nyatanya tidak selalu beriringan dengan adab dan etika personalnya dalam mengelola rumah besar persyarikatan.
Wallahu ‘alam.
Oleh: Rizki Riyanto, M.Pd.
Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Bogor Periode 2015-2017
Artikel Terkait
Muhammadiyah Terbangkan 23 Relawan EMT Untuk Bantu Korban Gempa Turki dan Syria
STT Muhammadiyah Cileungsi Raih Penghargaan Sebagai Pengelola SPMI Terbaik Tahun 2022
BUMN Ajak Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jambi Jadi Calon Pemimpin Masa Depan
Fakultas Kesehatan dan Sains Universitas Muhammadiyah Bogor Raya Siap Terima 300 Mahasiswa Baru
Rektor Umbara Dilantik, Ini Pesan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
DPR dan Muhammadiyah Desak Pemerintah Cabut Larangan Bukber Bagi Pejabat
Menggugat Regenerasi Kepemimpinan dalam Struktur Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor