Dan kamp latihan merekapun ada jauh di Ismailia, Mesir.
Serangan mematikan tentara Israel bukan hanya mengarah pada fasilitas olahraga, tapi juga pada atlet-atlet Palestina.
Pada Januari 2009, misalnya, tiga pesepakbola Palestina, Ayman Alkurd, Shadi Sbakhe, serta Wajeh Moshtaha, tewas oleh serangan Israel di Jalur Gaza.
Dua bulan kemudian, Saji Darwish, pemain muda berusia 18 tahun, dibunuh oleh penembak jitu Israel di dekat Ramallah.
Pada bulan Juli, masih di tahun 2009, Mahmoud Sarsak, pemain timnas Palestina, telah ditangkap dan disiksa oleh militer Israel selama tiga tahun.
Baca Juga: Instagramnya Diserbu, Ganjar Pranowo Meminta Untuk Tidak Menyerang Istri dan Anaknya
Meskipun pada akhirnya dia dibebaskan, namun masalah kesehatan permanen akibat penyiksaan yang dideritanya selama dalam tahanan Israel telah mematikan karir olahraganya.
Penangkapan, penyiksaan, serta pembunuhan terhadap pemain bola Palestina telah menjadi berita rutin di Palestina.
Militer Israel secara sengaja menembak kaki para pemain muda Palestina dalam berbagai kesempatan, terutama ketika mereka sedang melintasi pos pemeriksaan militer.
Pada 2019, militer Israel menyerang Stadion Al Khader di Betlehem dengan gas air mata, yang mirip dengan Tragedi Kanjuruhan, Malang, tahun lalu.
Dan terbaru, pada 22 Desember 2022 lalu, tentara Israel telah menembak mati Ahmad Atef Daraghma, pemain bola dari klub Thaqafi, serta melukai 24 orang lainnya, dalam sebuah serangan dan aksi brutal di kota Nablus, Tepi Barat.
Jadi, sangat tak relevan kalau FIFA membela atlet Israel dengan dalih “fair play”.
Seharusnya para atlet Israel itu ditagih pertanggungjawaban moralnya atas aksi brutal dan tidak fair yang dilakukan oleh pemerintah mereka terhadap atlet dan dunia olahraga Palestina.
Dua alasan itu sudah cukup menunjukkan selama ini FIFA telah berlaku tidak fair dan menerapkan standar ganda dalam “kebijakan” sepakbola.
Pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 memang dalam jangka pendek merugikan dunia sepakbola di tanah air.
Artikel Terkait
Selepas Menonton FIFA Matchday, Erick Thohir Langsung Bertolak ke Doha Untuk Bertemu FIFA
Jordi Amat Sumbang 1 Gol Perdana untuk Indonesia di FIFA Matchday: 'ingin didedikasikan untuk anak saya'
FIFA Resmi Hapus Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Alasan Lengkap FIFA Batalkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Erick Thohir Sebut Kita Harus Menerima Keputusan FIFA
Erick Thohir Ingin Buktikan Ini Kepada FIFA Setelah Indonesia Batal Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023
Waktu Mepet, FIFA Akan Temui Argentina Untuk Membahas Tuan Rumah Baru Piala Dunia U-20 2023