RBG.id - Berkaca pada arahan Presiden RI Joko Widodo yang meminta para gubernur menekan angka stunting, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut pihaknya akan terapkan micro targeting guna mengatasi stunting dan kemiskinan di Jateng.
Ia mengungkapkan bahwa semua pimpinan daerah, termasuk kepala desa sampai bupati berperan serta di program micro targeting ini.
Mereka bakal mencatat dan mendata penduduk stunting dan tergolong miskin yang ada di pusat data dan melaporkannya ke Pemprov Jateng.
"Jawa Tengah kita membuat micro targeting dengan melibatkan kepala desa, kemudian camat menjadi supervisor, bupati yang mengontrol semuanya, maka itu bagian dari kerja sama di setiap wilayah pada setiap tingkatan," ungkapnya dilansir dari RM.id (Jawa Pos Group).
Ganjar mengungkapkan bahwa ini merupakan salah satu bagian mendukung agenda nasional guna mencapai target 0 persen stunting dan kemiskinan pada 2024 mendatang.
Ia menyebut bahwa Tito Karnavian selaku Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pun turut mendorong pemerintah daerah dalam menggenjot penurunan stunting serta kemiskinan saat memberi sambutan di Rakernas APPSI 2023.
BACA JUGA: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi Hingga 6 Meter pada 23-24 Februari
"Sama juga Pak Mendagri menyampaikan poin-poin penting, inilah agenda nasional, besar yang semua meski di dukung oleh daerah," tergasnya.
Merujuk pada perhitungan elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), tingkat stunting di Jateng tercatat berada di 24,4 persen pada 2018, 18,3 persen pada 2019, 14,5 persen pada 2020, 12,8 persen pada 2021, dan terus turun menjadi 11,9 persen pada 2022.
Angka stunting di Jateng tercatat mengalami penurunan sejumlah 0,27 pada Semptember 2022 dibanding September 2021.
BACA JUGA: Kemen PPPA Akan Dampingi David, Korban Penganiayaan Anak Pejabat DJP Kemenkeu
Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng pun mencatat jumlah penduduk miskin tinggal 10,98 persen.
"Ditambahkan satu lagi, pangan. Kita sudah punya datanya, mau distribusi sudah merata, ya kerja sama antardaerah. Sudah dicontohkan umpama produksi beras yang ada di Jawa Timur tinggi, segera distribusikan di tempat lain," pungkas Ganjar. (jpc)