Senin, 22 Desember 2025

Pemprov Jabar Targetkan Prevalensi Stunting 19,2 Persen di 2023

- Minggu, 19 Februari 2023 | 20:33 WIB
ILUSTRASI: Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menargetkan penurunan prevalensi stunting atau tengkes tahun 2023 dapat mencapai 19,2 persen.
ILUSTRASI: Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menargetkan penurunan prevalensi stunting atau tengkes tahun 2023 dapat mencapai 19,2 persen.

 


RBG.ID, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menargetkan penurunan prevalensi stunting atau tengkes tahun 2023 dapat mencapai 19,2 persen.

Untuk mencapai itu, berbagai upaya tengah digencarkan mulai dari pengoptimalan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, hingga pencegahan kasus pernikahan dini.


Sekretaris Daerah Pemprov Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, pihaknya teleh berhasil menurunkan angka prevalensi tengkes pada tahun 2021 yakni menjadi 20,2 persen dari sebelumnya 24,5 persen.

"Angka ini lebih rendah dibanding angka nasional, dan menurun 4,3 poin dari tahun sebelumnya," kata Setiawan dalam keterangannya dikutip, Minggu (19/2).

Sebab itu, pihaknya akan melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan angka tengkes setiap tahun. Salah satunya adalah pemanfaatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Namun, dalam digitalisasi upaya penurunan tengkes juga harus ada beberapa hal yang betul-betul diperhatikan.

Pertama, data. Kedua metodologi, mulai dari keseragaman cara penimbangan badan, pengukuran tinggi badan, dan lain sebagainya. Setelah semuanya baik maka disitu intervensi teknologi untuk membebaskan generasi penerus dari ancaman tengkes dilakukan.

"Jabar sering disebut seperlima jumlah penduduk Indonesia maka punya populasi balita cukup besar, maka perlu upaya serius untuk menangani masalah ini. Kalau Jabar bisa menurunkan stunting secara signifikan, maka tentu prevalensi di tingkat nasional juga akan menurun signifikan," katanya.

Untuk itu, menurut Setiawan, anak harus diberikan gizi terbaik seperti protein hewani, yang mana ini sangat berarti meningkatkan daya tahan balita. "Bahkan sebelum ibu menikah, itu harus kita cek dulu kalau seumpamanya calon ibu kurang darah harus diberikan Tablet Tambah Darah (TTD) dulu," ucapnya.

Tak hanya itu, angka pernikahan dini pada usia 15- 19 tahun pun perlu ditekan sedemikian rupa. Dengan begitu calon ibu melahirkan anak di atas usia 20 tahun. Sehingga lebih siap dan dapat mengurangi hal-hal gejala gagal tumbuh. (sir)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Piet Ardyan

Sumber: Stunting Jabar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X