RBG.ID - Heboh kasus pemerkosaan pasien yang dilakukan oleh dokter di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung yang diduga dilakukan residen anestesi yang memberikan obat bius dan membuat pasien tidak sadar.
Dalam unggahan akun Instagram @ppdsgramm, pasien diceritakan tidak memahami bagaimana alur proses yang dilakukan, sehingga hanya mengikuti arahan dokter terkait.
Korban saat itu sebenarnya hendak diambil darah-nya untuk orangtua korban di ICU yang memerlukan donor sebelum operasi.
Baca Juga: Biadab! Dokter PPDS Unpad yang Rudapaksa Pendamping Pasien Diduga Pakai Obat Bius Saat Beraksi
"Di lantai 7, korban disuruh ganti baju pake baju pasien, terus dipasang akses, pasien juga ga paham prosedur crossmatch seperti apa, makannya manut, terus dimasukin mida**l*m, terus terjadi, kejadiannya sekitar tengah malam," demikian dugaan kronologi yang diunggah dalam postingan viral.
Terduga korban kemudian disebut baru sadar menjelang subuh, di pukul 04:00 pagi. Ia berjalan keluar tetapi merasakan nyeri di bagian kemaluan.
Lantas, apa itu prosedur crossmatch?
Pengertian Crossmatch darah
Dilansir dari detikHealth, crossmatch darah merupakan serangkaian tes yang dilakukan sebelum transfusi darah untuk memastikan bahwa darah donor cocok dengan darah penerima.
Berikut adalah beberapa poin penting mengenai crossmatch darah:
Tujuan Utama:
- Mencegah reaksi transfusi hemolitik, yaitu reaksi serius yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh penerima menyerang sel darah merah donor.
- Memastikan kecocokan antara darah donor dan penerima.
Baca Juga: Pakai Obat Bius, Residen PPDS Anestesi Diduga Lakukan Rudapaksa terhadap Penunggu Pasien
Proses:
- Melibatkan pencampuran sampel darah penerima dengan sampel darah donor di laboratorium.
- Mengamati apakah terjadi reaksi antara antibodi dalam darah penerima dengan antigen pada sel darah merah donor.
Ada beberapa jenis pemeriksaan dalam Crossmatch, yaitu:
- Mayor crossmatch: uji kecocokan yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat ada tidaknya reaksi antara serum pasien dan sel donor.
Baca Juga: Singgung Soal Kenaikan Tarif Impor 32 Persen dari Donald Trump, Prabowo: Kita Harus Berani Cari Pasar Baru
- Minor crossmatch: uji kecocokan yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat ada tidaknya reaksi antara serum donor dan sel pasien.
- Autokontrol crossmatching: uji kecocokan yang dilakukan dengan melihat ada tidaknya reaksi antara serum dan sel pasien.
Fungsi Crossmatch:
Sangat penting untuk keselamatan pasien yang membutuhkan transfusi darah.
Membantu meminimalkan risiko komplikasi transfusi.
Baca Juga: Adu Nasib Wakil ASEAN di Piala Asia U17 2025: Thailand Angkat Koper, Vietnam OTW Susul King Indo ke World Cup?
Metode Crossmatch:
Pemeriksaan crossmatch dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari dua jenis metode, yaitu antara metode gel atau metode tabung.
Namun, saat ini metode pemeriksaan 1 uji silang serasi yang digunakan oleh Unit Transfusi Darah (UTD) dan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) adalah metode 2 gel test.
Dengan melakukan crossmatch darah, petugas medis dapat memastikan bahwa darah yang ditransfusikan aman dan kompatibel dengan pasien.
Artikel Terkait
HMPV Sudah Sampai Ke Indonesia, Apakah Kita Perlu Stock Masker Lagi ? Begini Kata Dokter Spesialis Paru
Dokter Richard Lee Minta Warganet untuk Tidak Berekspektasi Istrinya Mualaf dan Memeluk Islam
Viral di Medsos, Dokter Perempuan Ditodong Pistol di IGD Rumah Sakit Milik TNI AU
Pakai Obat Bius, Residen PPDS Anestesi Diduga Lakukan Rudapaksa terhadap Penunggu Pasien
Biadab! Dokter PPDS Unpad yang Rudapaksa Pendamping Pasien Diduga Pakai Obat Bius Saat Beraksi