Ada 134 gardu yang terganggu. Jumlah pelanggan terdampak mencapai 34.783 orang.
”Ada 78 petugas yang berjibaku melakukan pemulihan,” jelas Lasiran.
Setidaknya lima jembatan terputus akibat terjangan material lahar dingin.
Di antaranya, jembatan penghubung Desa Kloposawit dengan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro dan Jembatan Kaliregoyo penghubung Desa Jugosari dengan Dusun Kebondeli Selatan di Candipuro.
Lalu, jembatan penghubung Desa Tumpeng dan Desa Nguter di Candipuro.
Serta jembatan penghubung Lumajang–Malang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo.
Satu jembatan lainnya adalah Jembatan Kalibiru.
Jembatan tersebut menghubungkan Desa Sidomulyo dengan Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo.
Sejauh ini banjir tersebut menelan tiga korban jiwa. Dalam kunjungannya ke lokasi pengungsian di kantor Desa Jarit, Kecamatan Candipuro, Sabtu (8/7), Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menemukan bahwa sebagian warga yang mengungsi akibat lahar dingin ternyata sudah menerima alokasi hunian tetap (huntap) Bumi Semeru Damai.
Karena itu, dia meminta Pemkab Lumajang merobohkan rumah lama milik para penyintas penerima huntap yang masih ditinggali.
”Yang lama dirobohkan karena itu tempat bahaya. Mereka harus segera pindah ke huntap,” tegasnya.
Sementara, beberapa pengungsi yang tinggal di sekitar aliran lahar dan belum memperoleh huntap akan diusulkan ke Pemkab Lumajang.
Mereka seharusnya mendapat huntap di tempat yang aman. Sebab, kawasan dekat aliran lahar sangat membahayakan.
”Saya minta Pak Bupati untuk mengaturnya,” tuturnya. (son/mg1/fid/hen/mia/wan/c14/ttg)
Artikel Terkait
Salah Melafalkan Pancasila, Anang Mundur sebagai Ketua DPRD Lumajang
Akses Nasional di Lumajang Putus
Hujan Deras, Kota Bogor Kembali Dikepung Bencana
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU Helat Rakornas 2023
Cuaca Ekstrim, Kota Bogor Kembali Dikepung Bencana Pohon Tumbang dan Rumah Ambruk
Waspada! Banjir Lahar Dingin Semeru Menerjang 3 Jembatan di Lumajang Putus
Detik-detik Hancurnya Jembatan Gantung Kaliregoyo di Lumajang Seharga Rp 9 Miliar, Ini Penyebabnya