RBG.ID – Jembatan penghubung Lumajang–Malang yang putus diterjang banjir lahar Gunung Semeru akan rampung dikerjakan dalam empat bulan.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali lebih memilih membangun jembatan permanen daripada jembatan bailey.
Kepala BBPJN Jawa Timur-Bali, Rakhman Taufik menjelaskan, sebelumnya jembatan yang runtuh itu akan dibangun dengan menerapkan skema bailey.
Baca Juga: Nahas! Pesawat Kembali Jatuh di Los Angeles, Semua Penumpang Tewas Mengenaskan
Namun, setelah melakukan survei, pihaknya memutuskan untuk membangun jembatan permanen.
”Alternatif penanganan sementara dengan instalasi jembatan bailey kurang memungkinkan untuk dilaksanakan di lokasi existing Jembatan Kali Glidik II,” paparnya.
BBPJN Jatim-Bali melakukan survei dan investigasi di lapangan.
Baca Juga: Prabowo Subianto Pengalaman 26 Tahun Silam
Sebab, satu di antara dua pilar Jembatan Kali Glidik II telah hilang diterjang banjir.
Kondisi tersebut mengakibatkan pilar existing tidak aman menopang jembatan bailey.
Jika jembatan dibangun dengan memakai skema bailey, safety factor-nya turun menjadi kurang dari 25 ton.
Baca Juga: Septic Tank Kos-Kosan di Sulsel Meledak Diduga Akibat Merokok, Kondisi Korban Mengenaskan
Selain itu, tinggi jagaan jembatan bailey dengan pilar existing masih berpotensi terkena terjangan air jika ada banjir bandang susulan.
Karena itu, opsinya tetap membangun ulang jembatan yang dibangun pada 1970 tersebut.
Artikel Terkait
Salah Melafalkan Pancasila, Anang Mundur sebagai Ketua DPRD Lumajang
Akses Nasional di Lumajang Putus
Hujan Deras, Kota Bogor Kembali Dikepung Bencana
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim NU Helat Rakornas 2023
Cuaca Ekstrim, Kota Bogor Kembali Dikepung Bencana Pohon Tumbang dan Rumah Ambruk
Waspada! Banjir Lahar Dingin Semeru Menerjang 3 Jembatan di Lumajang Putus
Detik-detik Hancurnya Jembatan Gantung Kaliregoyo di Lumajang Seharga Rp 9 Miliar, Ini Penyebabnya