Ia mengingatkan, semakin lama proyek ini ditunda, semakin besar kerugian negara karena kebutuhan BBM masih dipenuhi dari impor, termasuk dari Singapura.
“Jadi bapak tolong kontrol mereka juga. Saya kontrol, bapak-bapak juga kontrol, karena kita rugi besar,” katanya.
Dalam rapat tersebut, Purbaya juga menyinggung besarnya anggaran subsidi energi.
Pemerintah mengalokasikan Rp498,8 triliun untuk subsidi dan kompensasi energi di APBN 2025.
Hingga Agustus, realisasi sudah mencapai Rp218 triliun atau 43,7 persen dari total anggaran.
Ia mencontohkan, harga solar seharusnya Rp11.950 per liter, tetapi masyarakat hanya membayar Rp6.800 karena pemerintah menanggung subsidi Rp5.150 per liter atau 43 persen dari harga keekonomian.
Begitu juga dengan Pertalite, harga keekonomian Rp11.700 per liter, namun dijual Rp10.000 per liter berkat subsidi Rp1.700 per liter.
Untuk LPG 3 kg, pemerintah menanggung sekitar 70 persen harga normal, sehingga masyarakat hanya perlu membayar Rp12.750 per tabung dari harga seharusnya Rp42.750.
“Ini bentuk keberpihakan fiskal yang akan terus dievaluasi agar lebih tepat sasaran dan berkeadilan,” ujar Purbaya.***
Artikel Terkait
Yudo Sadewa Lulusan Mana? Ini Sepak Terjang Anak Menkeu Purbaya Yudhi yang Viral Usai Sindir Sri Mulyani, Ternyata Masih Umur 19 Tahun
Apa Itu BCA Prioritas? Anak Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Tuai Kontroversi Usai Pamer Saldo Fantastis
Panggil Menteri Bahlil hingga Purbaya Yudhi ke Istana, Kabinet Prabowo Gelar Rapat Perdana, Bahas Apa?
Baru Sepekan Menjabat, Kebijakan Menkeu Purbaya Soal Suntik Dana Rp200 T hingga Ubah TKD Jadi Sorotan
Menkeu Memasak! Purbaya Yudhi Sadewa Roasting Balik Rocky Gerung di Forum Ekonomi, Sindir Jokowi?
Menkeu Purbaya Tegas Larang Penjualan Rokok Ilegal, Marketplace Online Sampai Warung Pinggir Jalan Jadi Sasaran