Senin, 22 Desember 2025

Miris! Marak Kasus Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa, Pengamat Sosial UI Sebut Akibat Lingkungan Digital dan Gangguan Mental

- Kamis, 23 November 2023 | 10:47 WIB
Ilustrasi bunuh diri. (Sumber: Jawa Pos)
Ilustrasi bunuh diri. (Sumber: Jawa Pos)

Gangguan mental hampir sama dengan gangguan fisik, seperti terkilir, sakit perut, terjatuh, dan sebagainya. Artinya gangguan mental dapat disembuhkan. Tentunya memerlukan pengobatan.

Bahkan gangguan fisik ada juga pengobatannya yang dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. "Begitu juga dengan gangguan mental, pengobatannya memakan waktu yang panjang," ungkap Devie kepada JawaPos.com, Rabu (22/11).

Baca Juga: Liburan Akhir Tahun Nih, Healing ke 8 Destinasi Wisata Terbaru di Garut Yuk! Nomor 6 Paling Viral dan Jadi Primadona Wisatawan

Lebih dalam Devie melihat fenomena mudahnya orang, remaja, atau mahasiswa memutuskan untuk mengkhiri hidupnya dengan tidak alias bunuh diri karena para korban itu sejatinya tidak menyadari telah berada di fase gangguan mental.

Biasanya orang-orang seperti itu tidak akan meminta pertolongan jika menghadapi masalah. Malahan potensi mengalami gangguan lebih dalam pasti lebih tinggi.

Fakto lain orang dengan mudah mengambil keputusan untuk bunuh diri karena para korban dipicu kondisi lingkungan sosial. Di era digital saat ini, lingkungan anak remaja, anak muda, atau mahasiswa banyak dengan lingkungan digital.

"Tidak orang-orang yang mengalami kesepian meskipun hidup dalam kebisingan. Hal itu dipicu oleh media-media sosial dalam genggamannya," ujar Devie yang menuntaskan doktornya di Undpad ini.

Menurut dia, gangguan mental akibat lingkungan digital dapat yang menambah beban mental seseorang. Sebab, pada prinsipinya manusia itu adalah mahkluk sosial. Dengan perkembangan dunia digital sekarang ini kecapakan sosial masyarakat menjadi menurun.

Seseorang tidak lagi memahami cara meminta tolong, memiliki empati terhadap lingkungannya. "Mereka tercerabut dari akar sosial," tandas pengajar UI ini.

Untuk mencegah agar kasus serupa tidak berulang, memperbaiki pola asuh orang tua terhadap anak. Pada pola asuh keluarga modern cenderung selama ini kering komunikasi.(jpc)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB
X