Miris! Marak Kasus Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa, Pengamat Sosial UI Sebut Akibat Lingkungan Digital dan Gangguan Mental

RBG.ID- Belakangan ini marak ditemukan kasus bunuh diri di lingkungan mahasiswa. Mirisnya kasus bunuh diri ini juga terjadi terhadap mahasidswa yang belajar di perguruan tinggi negeri (PTN) pada fakultas kedokteran.

Seperti dialami mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan mahasiswi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Andalas (Unand) Padang.

Mahasiswa FKH Unair yang menjadi korban bunuh diri ini bernama Bernadette Caroline Angelica Harianto. Mahasisa kedokteran ini ditemukan tidak bernyawa di mobilnya pada Minggu (5/11/2023).

Baca Juga: Cafe Buka 24 Jam Dalam Hutan Pinus Bogor, Malas Pulang? Bisa Nginep di Vila Low Budget

Sedangkan kasus bunuh diri mahasiswa FK Unand, korbannya berinisial HAN. Korban ditemukan rekannya yang tinggal di rumah kost yang sama bernama Onya.

HAN ditemukan tergangtung di balik gorden kamar kos di kawasan Jati, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, pada Kamis (16/11/2023).

Memang kasus bunuh diri ini menjadi ranah kepolisian untuk menyelidikinya. Di balik kasus bunuh diri mahasiswa itu, terdapat fenomena memilukan.

Sebab, begitu mudahnya seseorang berusia remaja dan bahkan sudah dewasa mengakhiri hidupnya secara tragis dengan cara bunuh diri. Padahal korban orang terpelajar.

Baca Juga: Rekomendasi Tempat Glamping Pinggir Sungai yang Hits dan Murah dengan Fasilitas Lengkap di Bogor, Cocok Untuk Habiskan Malam Tahun Baruan

Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati menyoroti fenomena kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa ini.

Dia berpendapat, penyebab utama dari kasus bunuh diri secara umum gangguan kesehatan mental.

Selama ini, sambungnya, gangguan kesehatan mental dilabeli atau dianggap sebagai sebuah gangguan dari dalam yang dianggap tidak bisa disembuhkan.

Baca Juga: Kamu Cari Tempat Camping Murah Meriah di Puncak dengan Pemandangan Eksotik, Buruan Cek dan Pesan Lokasinya

Gangguan kesehatan mental dianggap dipengaruhi hal-hal di luar kuasa manusia. Padahal, gangguan kesehatan mental itu juga termasuk gangguan dari luar.