RBG.ID - Mulai 2024, pemerintah akan melarang impor aspal.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menyusun peta jalan hilirisasi aspal Buton (asbuton) dengan tujuan mengoptimalkan utilisasi, akses pasar, dan peningkatan kapasitas melalui investasi.
”Salah satunya, melalui investasi pabrik ekstraksi asbuton menjadi aspal murni dan pengembangan kapasitas hingga menjadi 500 ribu ton pada 2027. Kebutuhan investasi sebesar Rp 4 triliun,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita.
Baca Juga: Viral! Detik-detik Video Penyelamatan Bayi di Atap Rumah
Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, Kemenperin juga akan memperkuat rantai nilai industri pengolahan silika sebagai bahan baku industri photovoltaic (PV) solar panel dan semikonduktor.
“Rantai nilai industri ini masih ada kekosongan atau belum tersedianya pada hulu dan antara.,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita.
Dalam upaya menumbuhkan industri pengolahan silika, sambung Agus Gumiwang Kartasasmita, RI memerlukan investasi di industri metalurgical-silicon sebesar USD 300 juta dengan kapasitas produksi 32.000 metrik ton per tahun.
Baca Juga: Pelaku Pencurian Toko Helm di Pasir Kuda Masih Diburu
Selanjutnya, sektor polysilicon membutuhkan dana USD 373 juta dengan kapasitas mencapai 6.500 metrik ton per tahun.
”Selain itu, kebutuhan investasi di industri ingot monocrytalline dan wafer sebesar USD 85 juta dengan kapasitas 1 GWP per tahun. Terkait dengan rencana investasi tersebut, diusulkan pembatasan ekspor bahan baku mentah silika melalui neraca komoditas serta percepatan investasi industri intermediate,” tutur Agus Gumiwang Kartasasmita.
Agus Gumiwang Kartasasmita menambahkan, Kemenperin juga akan memperkuat rantai nilai industri pengolahan ilmenit untuk bahan baku cat.
Baca Juga: 5 Pesilat Profesional Indonesia Dikirim Kemendikbudristek ke Peringatan Hari Nasional Qatar 2023
“Ilmenit merupakan mineral krisis hasil produk samping pengolahan timah, zirkon dan pasir besi yang mengandung logam sangat berharga, yaitu titanium,” ungkap Agus Gumiwang Kartasasmita.
Untuk mendukung pelaksanaan larangan ekspor bahan mentah termasuk ilmenit pada Juni 2023, menurut Agus Gumiwang Kartasasmita, perlu adanya investasi diestimasi mencapai USD85,8 juta untuk memproduksi titanium slag mencapai 33 ribu ton per tahun.
Artikel Terkait
Melonjak Naik, Berikut Daftar Harga Emas Antam Rabu, 15 Februari 2023
BFI Finance Catat Kenaikan Pembiayaan Baru 20 Triliun Rupiah di 2022
PT Perkebunan Nusantara III Gandeng POSCO dan KMAC Untuk Kembangkan Pasar Ekspor
Aqua Kembangkan Kidahu di Taman Kehati Babakanpari Sukabumi, Ini Penjelasannya
Bapenda Kota Bogor Tebar Diskon PBB dan Luncurkan Call Center Dering Pajak