RBG.id - Berhasil mencatat pembiayaan baru sebesar Rp 20 triliun sepanjang tahun 2022 atau meningkat 52,7 persen Year-over-Year (YoY), BFI Finance telah membukukan aset sebesar Rp 22 triliun atau tumbuh 40,3 persen dibanding tahun sebelumnya.
BFI Finance Sudjono selaku Finance Director BFI Finance mengungkapkan bahwa capaian tersebut tidak lepas dari adanya mobilisasi masyarakat yang aktif lagi di sepanjang tahun 2022 yang disokong oleh ekspor besar-besaran dan derasnya aliran investasi ke bermacam sektor usaha.
Lebih lanjut, ia pun menjelaskan bahwa industri pembiayaan nasional juga ikut terangkat dengan tren kualitas dan pertumbuhan yang baik meski terjadi peningkatan inflasi karena ancaman resesi di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Akibatnya, terjadi kenaikan suku bunga acuan sejumlah 4 kali selama 2022.
BACA JUGA: Melonjak Naik, Berikut Daftar Harga Emas Antam Rabu, 15 Februari 2023
Sementara itu, piutang pembiayaan yang dikelola terpantau tumbuh 40,7 persen (YoY) atau Rp 20,5 triliun dengan portofolio pembiayaan roda empat 67,3 persen.
Selama 2022, BFI Finance diketahui telah mengecilkan dampak pandemi serta mengembalikan tumbuhnya bisnis ke level yang lebih tinggi dari posisiprapandemi dan di atas rata-rata industri.
Pada awal pandemi, perusahaan tersebut sudah mengalirkan relaksasi kredit kepada lebih dari 1/3 konsumen yang berhak.
BACA JUGA: Daftar Makanan yang Lagi Diskon Spesial Valentine 2023, Ada Pizza Hut, HokBen, dan J.Co!
Sehubungan dengan adanya normalisasi kegiatan ekonomi masyarakat, restrukturisasi kredit turun dengan kuat di 2022.
Tercatat, ada 1,6 persen konsumen yang tersisa dan kontrak restrukturisasi aktif hanya tinggal 0,4 persen dari nilai jumlah keseluruhan piutang pembiayaan.
Atas kombinasi total pendapatan yang naik 30,6 persen dan biaya operasional yang terkendali, BFI Finance bisa membukukan kenaikan laba bersih 59,7 persen (YoY) sejumlah Rp 1,8 triliun dengan Return on Assets (RoA) 12,2 persen dan Return on Equality (RoE) 21,9 persen.
BACA JUGA: Tuntaskan Putaran ke-13 I-EU CEPA, Direktur Perundingan Bilateral Kemendag RI Optimis Capai Target
Perusahaan tersebut secara konsisten juga mencatatkan RoA dan RoE di atas rata-rata industri pada tahun 2022 dengan masing-masing sebesar 5,7 persen dan 14,4 persen menurut Data OJK per Desember 2022.
Sementara itu, rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) berhasil ditekan pada angka bruto 1,00 persen atau turun 25 bps (YoY) dengan NPF coverage di angka 4,1 kali.
Artikel Terkait
OJK Wajibkan MI Jalani Stress Test
Mahasiswa Korban Penipuan Pinjol Minta OJK Pulihkan Nama Mereka
OJK Verifikasi Tim Likuidasi Wanaartha Life
Presiden Perintahkan Fasilitasi Hilirisasi Industri, Ini Jawaban OJK
Jokowi Sambut Baik Penguatan Kerja Sama Ekonomi dengan Timor Leste