Djoko meyakini, jika transportasi publik tidak tertata dengan serius, satu per satu masalah akan timbul. Mulai dari kemacetan akibat peningkatan kendaraan pribadi, hingga jukir liar merajalela di tiap sudut Kota. Apalagi, Bandung merupakan salah satu tujuan wisata dengan segala jejak sejarah yang dikandungnya.
"Kalau pemerintah tidak serius tunggu waktu saja, semuanya akan berasa. Biarin aja macet, jukir-preman-preman bertebaran, pemerintahnya bandel kok," ujar Djoko saat dihubungi Radar Bandung.
"Semuanya kembali ke niat tulus dan serius pemerintah untuk menata kotanya dengan baik, dalam hal ini transportasi publik," imbuhnya.
Sebelumnya, ia juga mengomentari masalah lonjakan jumlah kendaraan di Kota Kembang yang telah mencapai 2,2 juta unit, nyaris menyamai jumlah penduduknya sebanyak 2,4 juta jiwa.
Solusinya, kata Djoko, adalah keseriusan pemerintah untuk menghadirkan transportasi publik yang memadai, terintegrasi dan nyaman. Sehingga, pengguna kendaraan pribadi akan beralih. Hal ini juga akan mengurangi efek dominonya seperti, kehadiran jukir liar, kemacetan, kerugian waktu hingga kerugian akibat penggunaan BBM berlebihan. (sir)
Artikel Terkait
Empat Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tiba di Depo Tegalluar
Berebut Beras Murah, Operasi Pasar di Bandung hingga Hari Raya