Ia menjelaskan bahwa sejak sekolah mulai beroperasi pada 2017, sumbangan untuk pengurukan halaman sekolah memang diminta kepada siswa.
Namun menurut Nana, kebijakan tersebut baru dipersoalkan tahun ini.
“Saya juga enggak tahu itu kenapa bisa de baru sekarang teriadi seperti itu. (Yang dulu) nerim-nerima saja, dan dulupun tidak pernah terealisasi,” ungkapnya dalam unggahan Ronald.
Ronald menanggapi bantahan pihak sekolah dengan skeptis. Ia menyatakan bahwa membantah adalah hal yang mudah dilakukan, bahkan oleh anak kecil.
Baca Juga: Pelatih Liverpool Ternyata Percaya Mitos Sial Angka 13, Sampai Ga Berani Lihat Arloji
Ronald meminta publik untuk fokus pada fakta dan bukti yang telah ia unggah di media sosial.
Kasus ini menjadi perhatian serius karena menyangkut hak siswa untuk mengikuti ujian, yang seharusnya tidak tergantung pada kemampuan finansial.
Banyak warganet mendesak pihak Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk turun tangan dan memberikan klarifikasi atas dugaan tersebut.
Hingga kini, kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut, sementara publik menunggu langkah tegas dari pihak berwenang untuk menyelesaikan polemik ini.***
Artikel Terkait
Siswa SMAN 2 Cibitung Adukan Kasus Dugaan Pungli ke Broron, Tak Bisa Ujian Jika Tak Bayar Uang Pagar dan Urug
Ronald Sinaga Angkat Kasus Dugaan Pungli di SMAN 2 Cibitung, Netizen: Satu bocil acak-acak sekolah
Apa Pekerjaan Ronald Sinaga? Caleg PSI yang Viralkan Dugaan Kasus Pungli di SMA Negeri 2 Cibitung
Heboh! Nomor WA Lapor Mas Wapres Tak Aktif, Siswa SMAN 2 Cibitung Justru Curhat Kasus Pungli Sekolah Lewat Medsos
Berkaca dari Kasus Dugaan Pungli di SMAN 2 Cibitung, Begini Cara Mengatasi Pungutan Liar di Lingkungan Sekolah
Ini Sosok Ronald Sinaga yang Angkat Kasus Dugaan Pungli di SMAN 2 Cibitung hingga Diminta Rp2 Juta Per Siswa